Waktu terus berpacu melaju tiada henti, seiring dengan itu tidak terasa kita telah melewati tujuh pertemuan Panduan Bisnis Batu Permata secara berturut-turut, di mana sekarang adalah panduan yang ke delapannya.
Dalam penjabaran Panduan Bisnis Batu Permata ini, kalau umur panjang insya Allah kita akan menggenapkan pembicaraan kita sampai kepada 100 pertemuan, yakni pertemuan demi pertemuan yang tidak akan menyertakan sedikitpun di dalamnya perkara-perkara yang berbau mistik maupun cerita karut.
Kalau kita seringkali lancar dalam menjual batu permata namun dalam menawarkannya kita menggunakan cara-cara modus alias modal dusta, maka sungguh kedustaan demi kedustaan itu pada suatu hari bakal berubah menjadi bumerang yang siap untuk meluluh-lantakkan bisnis yang telah lama kita bina. Maka dari itu jelaslah sudah bagi kita bahwa kehancuran suatu bisnis pada hakikatnya bisa jadi adalah karena ulah kita juga.
Bermula dari sinilah kita mengangkat tema berharga yang sangat sarat akan rahasia bisnis sehingga tanpa harus berpegang pada tradisi-tradisi yang sesat lagi menyesatkan.
Sebagai insan biasa, kita tidak mungkin bisa selalu bersih dari penyimpangan bahkan pengkhianatan, namun yang lalu biarlah ia pergi berlalu, kita anggap bahwa semua itu merupakan proses pendewasaan yang Allah Ta'ala ajarkan kepada kita.
Panduan ke delapan ini terkesan seolah muqaddimah yang seharusnya ia ditaruh pada halaman depan, mengapa ia malah ditaruh di sini? Ya, kalau begitu maka dapat kita jelaskan seadanya bahwa panduan ke delapan ini sebenarnya ingin mengangkat pembicaraan tentang beberapa pantang-larang dalam tekhnik menawarkan suatu barang kepada pelanggan, sekaligus mengingatkan kita kalau-kalau di masa lalu kita pernah salah jalan, sehingga beresiko pada rusaknya jalinan bisnis yang telah kita perjuangkan.
Lalu, bagaimana dengan fenomena anjloknya harga pasaran serta berkurangnya minat beli masyarakat, apakah ia bisa menjadi sebab akan runtuhnya bisnis batu permata?
Cerita tentang batu permata bukanlah cerita yang baru muncul di tahun 2015, jauh sebelum jaman fir'aun pun orang-orang sudah membicarakan perihal batu permata. Kisah ini tidak akan berakhir sebagaimana kisah cinta yang tidak pernah ada matinya. Jadi apakah yang runtuh itu bisnis batu permatanya ataukah yang runtuh itu bisnis kita sendiri? Semoga menemukan jawabannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar