Jadi ingat status jomblo nich ya, hehe.. Memang benar lebih kurang seperti itulah dia, bahwa faktor jodoh adalah yang paling menentukan dalam hal apapun, karena jodoh kan di tangan Tuhan, tapi setidaknya kita sudah berusaha, semoga dengan usaha itu kalau kita ikhlas insya Allah akan mendapatkan pahala.
Ketika keadaan tidak membuat kita nyaman ada baiknya kita berhenti sejenak sambil evaluasi, apakah ada yang salah dari diri kita atau barang yang kita jual. Bukankan Allah Ta'ala tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga kaum itu mau mengubah nasibnya? Mau saja sudah syukur, apalagi sampai serius untuk melakukannya, insya Allah keajaiban bisa terjadi.
Baiklah kalau benar-benar mau, mari kita bongkar rahasianya.
Ada banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan barang yang kita tawarkan tidak mendapat sambutan, termasuk pula faktor jodoh, akan tetapi biasanya mengapa batu permata belum juga laku-laku?, maka di antara jawabannya adalah bisa disebabkan oleh karena ia belum berkualitas.
Anggaplah kita sudah benar dalam etika menawarkan barang, tinggal yang perlu kita benahi adalah kualitas barang yang mau kita jual.
Misalnya kita mempunyai bongkahan batu kinyang bening, agar ia bisa cepat terjual dengan harga yang bagus, maka batu tersebut harus mencukupi empat kretaria, mungkin kita sudah hapal dan paham betul keempat kretaria tersebut namun ada baiknya kita mengulang kembali, siapa tahu bermanfaat, yaitu: Clarity, Carat, Color dan Cutting atau biasa disingkat 4C.
1. Clarity, yakni kejernihan. Semakin jernih sebuah batu maka semakin mudah kita menjualnya.
2. Carat, yakni besar. Kalau batunya sudah jernih sekaligus besar pula, maka harga jualnya pun bisa semakin tinggi.
3. Color, yakni warna. Kejernihan batu sudah, besarnya pun cukup, tinggal sekarang warnanya, bila warna batu tersebut menarik, dalam artian tidak pucat dan tidak pula gelap, maka insya Allah untuk menjualnya kita tidak lagi kesulitan.
4. Cutting, yakni potongan. Apabila tiga kretaria di atas telah dipenuhi, maka model asahan batu permata juga sangat menentukan. Jika hasil asahan batunya benjong-benjong bagaimana bisa menarik hati calon pembeli? Iya kan?
Lantas sekarang, bagaimana kalau batu yang hendak kita jual itu merupakan kualitas batu yang biasa-biasa saja? Nah, ini dia "PR" yang paling berat. Tidak banyak saran yang dapat kita petik kecuali beberapa hal berikut ini:
1. Memposisikan diri kita sebagai pembeli. Seandainya kita berada pada posisi pembeli kita-kira mau tidak kita membeli batu dengan kualitas seperti itu?, kalau mau berarti kualitas batu kita cukup baik.
2. Service. Anggaplah batu yang hendak kita jual itu sudah rapi, tapi mungkin saja kilapnya perlu dinaikkan lagi, mudah-mudahan begitu prospek kita melihatnya bisa langsung jatuh cinta.
3. Jual-murah. Asal tidak rugi kita lego saja, anggap sebagai spekulasi untuk mengincar batu yang lebih berkualitas.
4. Simpan saja. Kita jadikan sebagai koleksi, siapa tahu kalau suatu hari ada yang cari.
Demikian dulu perjumpaan kita hari ini, semoga usaha yang kita lakukan mendapat keberkahan, sukses selalu menyertai kita dan tetap semangat di mana pun berada.
Ruby ini milik Pak Pardi, ketua dari Pardika Permata Nusantara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar