Minggu, 24 Juli 2016

Bagaimana Cara Membuat Faset Princess Cut Secara Manual? (Pertemuan 13)


Bagi yang belum mempunyai mesin dan jangka faset, namun ingin mengasah batu permata model faset princess cut, maka semoga dengan 16 langkah ini bisa untuk mempermudah:

1. Memilih Bahan yang Jernih. Semakin clear bahannya maka semakin baik hasilnya.

2. Membentuk Piramid.
Membuat model piramid, kita buat bolak-balik. Untuk gambarnya ada di bagian bawah.

3. Memotong Segi Piramid.
Mengasah bagian segi dari piramid, kita buat juga bolak-balik. Untuk videonya, buka youtube: Cara Faset Princess Cut Manual.

4. Merapikan.
Mengontraskan apa yang telah kita bentuk tadi, seimbang, tidak benjong. Dengan menggunakan diamond disc/ piringan intan nomor 150.

5. Menghaluskan
Dengan menggunakan diamond disc nomor 800.

6. Melicinkan.
Dengan menggunakan diamond disc nomor 2000.

7. Memotong Segi.
Mengasah lagi bagian segi secara bolak-balik. Kalau belum jelas bisa layangkan komentar.

8. Menghaluskan.
Melicinkan bagian yang baru dipotong.

9. Memasang Lak. 

Apabila kesulitan untuk memegang batu, maka kita gunakan lak, kalau bisa lak merek pelikan, karena melekatnya lebih kuat.

10. Membuat Meja.
Memotong bagian atas yang masih lancip untuk membentuk table/ mejanya.

11. Siap Dipoles.
Jika bentuk princess cut sudah sempurna dan setiap sisi sudah halus dan licin, maka langkah selanjutnya adalah mengilapkannya.

12. Memoles.
Dengan menggunakan diamond powder/ serbuk intan kode 0-2 untuk kuarsa, 0-4 untuk obsidian dan 1-5 untuk safir, kalau memungkinkan merek syndia atau AGL, dan bermediakan kertas karkir alas kaca atau tehel.

13. Mengececk Kilap.
Semakin lama kita memolesnya maka hasilnya semakin kinclong.

14. Mencuci.
Membersihkan batu dari diamond powder

15. Tanpa Sinar.
Batu sudah siap tampil indah meskipun dengan sedikit cahaya.

16. Dengan Sinar.
Batu semakin gemerlap saat disorot dengan lampu.


Rabu, 20 Juli 2016

Harga Terbaru Batu Permata 2016 (Pertemuan 12)


Sebelum kita melihat harga terbaru batu permata 2016, agar kita terhindar daresbelahnta isu-isu yang tidak menguntungkan, maka ada baiknya kita mengupas dulu beberapa perkara mendasar berikut ini:

1001 bukti mungkin bisa kita tunjukkan untuk hanya sekedar memberitakan bahwa harga batu saat ini sudah anjok. Tapi 1001 buktipun bisa juga kita ajukan untuk lebih secara tegas dalam menjelaskan bahwa sesungguhnya harga dari batu permata itu sampai kapanpun tidak akan pernah turun, bahkan ia tetap selalu naik, naik dan terus naik.

Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa ini kan cuma perkara fakta, fenomena dan cara sudut pandang kita masing-masing dalam menilai serta menyimpulkan suatu analisa.

Seperti contoh: Saat seseorang hendak memanah seekor burung, mestinya kan dia fokus pada burung yang hendak dia panah, tapi kalau dia ternyata masih melihat ada ranting di situ maka sulit kemungkinan dia akan tepat mengenai sasaran, karenanya seorang mentor segera menyarankan agar dia fokus pada burungnya dan jangan lihat ranting-rantingnya.

Begitulah kira-kira, bahwa kita seringkali serius dan besar harapan untuk berhasil kalau sekiranya kita fokus.

Nah, sekarang kita mencoba untuk memfokuskan pikiran kita pada 1001 bukti bahwa harga pasaran batu permata sampai kapanpun akan terus selalu naik.

Baiklah, mari kita mulai dari batu mulia kelas atas seperti intan, zamrud, ruby dan safir, bahkan mutiara. Pertanyaannya sekarang: Adakah batu mulia kelas atas tersebut harga jualnya mengalami penurunan?

Sementara fenomena yang ada bahwa dalam persepuluh tahun harga batu-batu mulia bisa naik berkali-kali lipat bahkan hingga seribu persen.

Untuk detailnya silahkan merujuk pada buku Rahasia Batu Permata yang ditulis oleh Han Sam Kay, halaman: 216.

Di sana kita akan mengetahui harga perkarat batu-batu mulia beserta penjelasan mengenai sebab-sebab mengapa harga batu-batu mulia terus melambung naik, yang mana di antaranya adalah sebab kelangkaan batu-batu yang bermutu tinggi dan bisa juga lantaran dipicu oleh konflik suatu negara.

Lantas, bagaimana dengan nasib perbatuan nusantara? Menurut pengakuan pedagang-pedagang batu di beberapa kota, mereka menyatakan bahwa pasca booming harga batu nusantara menurun 50 sampai 80%.

Kalau kita kaji pernyataan tadi, mungkin yang mereka maksud adalah bahwa pengunjung pasca booming mulai sepi 50 sampai 80%, sehingga dampaknya mereka jadi jual murah, kalau begitu kita boleh maklumi.

Beda halnya dengan batu solar Aceh, meskipun kondisinya seperti tadi, tapi para pemainnya masih mempertahankan harga jualnya. Ini yang patut untuk ditiru oleh para pemain batu permata setanah air.

Jadi, ini boleh dibilang bahwa satu keadaan dihadapi dengan berbagai sikap. Pada saat pedagang sepi pengunjung, ada yang mengambil langkah jual murah, ada pula yang mengambil langkah untuk mempertahankan harga jual.

Sebenarnya langkah terbaik yang harus kita ambil adalah bahwa justru di saat sepi lah mestinya harga batu menjadi naik.

Dalam hal ini kita tidak bermaksud untuk melawan hukum ekonomi, karena ini permasalahannya lain, ini masalah hukum batu, yang berbunyi: "Pada saat penambangan batu terhenti oleh satu atau beberapa sebab, maka otomatis harga jual batu tersebut menjadi naik, meskipun sepi pengunjung".

Maka mulai hari ini harga batu nusantara harga jualnya harus naik, jadi bukan tetap bertahan di harga lama apalagi malah diturunkan.

Kalau harga batu tidak dinaikkan maka nilai batu tersebut menjadi tidak berarti. Orang-orang pun tidak bangga lagi memakai permata nusantara, lantaran harganya murah, sudah murah, meriah lagi.

Demikian sekilas pemberitahuan tentang harga terbaru batu permata 2016, semoga langkah ini dapat menjadikan batu nusantara tetap sebagai batu kebanggaan kita bersama.



Bongkahan kinyang putih yang satu sisinya menyerupai seekor singa dan di sisi sebelahnya menyerupai seekor elang


Selasa, 19 Juli 2016

Selusin Problem Batu Permata (Pertemuan 11)


12 problem berikut ini merupakan problem yang cukup mendasar dalam dunia batu permata. Baiklah, kita to the point saja:

01. PATOKAN HARGA DARI BATU PERMATA ADALAH SAYANG

Patokan harga dari batu permata adalah sayang, kalau sayang jual sejuta, jual saja dua juta, kalau masih sayang juga, jual tiga juta, kalau diminta dua setengah juta cocok, berarti sayangnya mulai hilang, berubah lebih "sayu" alias lebih sayang uang.

02. ALAT SEDERHANA UNTUK MEMBEDAKAN ANTARA PERMATA ASLI DENGAN YANG PALSU ADALAH PENGALAMAN

Alat sederhana untuk membedakan antara permata asli dengan yang palsu adalah pengalaman, kalau kita kurang pengalaman maka siap-siap saja kena tipu.

03. ORANG TIDAK BELI PERMATA SEKALI SEUMUR HIDUP

Orang tidak beli permata sekali seumur hidup, oleh karena itu jaga baik-baik pelanggan kita, jangan terlalu banting harga, kalau sudah begitu kita tidak akan susah-susah lagi untuk mendapatkan pengulangan pesanan alias repeat order.

04. MESKIPUN DIAMOND SELECTOR ITU MERUPAKAN ALAT UNTUK MENDETEKSI INTAN, TAPI IA JUGA BISA DIGUNAKAN UNTUK MENDETEKSI PERMATA LAIN

Meskipun diamond selector itu merupakan alat untuk mendeteksi intan, tapi ia juga bisa digunakan untuk mendeteksi permata lain. Yang penting bagi kita pandai-pandai saja dalam menggunakannya. Karena kalau kita sempat salah gunakan, bisa dapat malu kita.

Maksud memalukan di sini adalah gara-gara tidak hafal skala mohs akhirnya kita mengatakan bahwa batu kinyang itu tingkat kerasnya tiga, lantaran lampu alatnya naik ke balok tiga, padahal sebenarnya kan tingkat kerasnya itu tujuh.

05. CINTA ADALAH CINCIN PERMATA

Cinta adalah cincin permata, kalau tidak setuju tidak apa-apa.

06. TIDAK PENTING BAGI KITA BELUM TENTU BAGI ORANG LAIN

Tidak penting bagi kita belum tentu bagi orang lain, misalnya soal keterangan origin atau asal batu yang dicantumkan pada kartu memo atau pada sertifikat.

Memang yang demikian itu tidak penting bagi lab, contohnya zamrud yang tanpa menyebutkan Columbia atau Indianya, tapi itu bisa jadi penting bagi sebagian kita, sehingga saking pentingnya mencantumkan origin tersebut sampai-sampai sebagian kita kurang peduli dengan kualitas suatu batu.

Akhirnya yang melekat pada benak sebagian kita adalah "Biar bagus kalau zamrud India itu murah, biar jelek kalau zamrud Columbia itu mahal".

07. SEPERTINYA BATU BUNGUR TIDAK MAU DISEBUT KECUBUNG

Sepertinya batu bungur tidak mau disebut kecubung sebagaimana batu kecubung tidak mau disebut bungur, padahal keduanya sama-sama kinyang ungu, supaya aman kita sebut saja ametis.

Kalau kinyang ungu saja ada yang tidak mau disebut kecubung apalagi warna yang lain, seperti kinyang es, ia tidak mau disebut kecubung es, sebab yang namanya kecubung itu pasti ungu.

Tambahan, ada alasan bahwa batu kinyang selain ungu boleh disebut kecubung lantaran bawahnya kerucut atasnya cembung, tapi kalau atasnya ceper maka kita sebut keceper. Kalau asli kita sebut kecubung, nah, kalau palsu kita bilang saja "ini kaca bung".

08. RUBY ADALAH RED SAPPHIRE

Ruby adalah red sapphire dan red sapphire adalah ruby. Ruby merupakan simbol merah pada jenis batu corundum, kita menyebutnya mirah delima, karena itu tidak ada yang namanya delima putih, kecuali ruby albino, apa ada yang bilang ruby albino? Kalau belum ada yang bilang begitu berarti masih white sapphire dia.

09. MENGAPA INTAN MAHAL?

Kalau ada yang bertanya: "Mengapa intan mahal?", jawab dia: "Karena belum ada yang jual murah". Sama saja dengan pertanyaan: "Mengapa batu jalan murah?", "Karena kalau mahal siapa yang mau beli?"

10. KAMU PAKAI BATU, UNTUNG BUAT KAMU APA?

Kalau ada yang bertanya lagi: "Kamu pakai batu, untung buat kamu apa?", kita jawab: "Lumayan lah?", dia lanjut tanya: "Lho ko' lumayan, kamu jualan ya?", kita jawab: "Saya sich tidak jualan, tapi kalau ada yang mau beli, harga cocok saya lepas"

11. APA MANFAAT KITA PAKAI BATU?


Apa manfaat kita pakai batu? Manfaatnya adalah luar biasa. Maksudnya? Luar biasa untuk sebuah rasa. Rasa apa? Rasa senang. Senang bagaimana? Senang sekali. Senang sekali bagaimana? Senang sekali kalau kamu tidak banyak tanya.

12. ADA YANG BILANG BAHWA: "BATU OBSIDIAN BERACUN,..."


Ada yang bilang bahwa: "Batu obsidian beracun, alasannya waktu dimasukkan ke dalam akuarium ikan-ikan pada mati, sudah dua kali mencobanya, kalau tidak percaya lihat saja tujuh batu beracun, di sana ada batu obsidian".

Kalau yang begini wajib dijawab: Ok, ayo kita lihat, mana ada? Di situ ada tiga indikasi suatu batu mengandung racun, yaitu dia punya tingkat keras tiga, berbau bawang putih dan seperti benalu dia numpang di atas batu yang lain.

Ketiga sifat ini tidak ada pada batu obsidian, karena batu obsidian tingkat kerasnya 5,5 skala mohs, bau bawang putihnya juga tidak ada dan dia bukan jenis batu yang hinggap di atas batu yang lain.

Silahkan lihat video tentang lokasi batu obsidian di hutan lindung lampung barat.



Pak Pardi, ketua Pardika Permata Nusantara


Senin, 18 Juli 2016

Tahun Batu Bukan Tahun Baru (Pertemuan 10)

Tidak berlebihan kalau kita bilang bahwa 2015 adalah tahun batu, sedangkan 2016 adalah tahun sembuhnya, sembuh dari apa? Sembuh dari gila, gila apa? Gila batu. :-O Hahaha...

Rahasia apa yang akan kita ungkap dari tahun batu tersebut dan apa untungnya kita membahasnya? Kasih tau nggak ya? :-) Hehehe...

Sebelumnya kita berikan ucapan selamat dulu bagi siapa saja yang mengikuti pertemuan Panduan Bisnis Batu Permata dari pertemuan ke pertemuan. Karena pertemuan ini adalah pertemuan pembongkaran rahasia bisnis batu permata, sekali lagi sweet ini rahasia, jadi jangan bilang-bilang ya, :-) hehe...

Pelan-pelan saja ngomongnya, jangan keras-keras nanti ketahuan, begini, waktu booming kan semua kalangan cerita batu, maka sekarang orang-orang sudah banyak yang pintar, sweet ini rahasia ya, jangan bilang-bilang, :-) hehe...

Penggemar batu hari ini sudah tidak mau lagi beli batu-batu yang butek, mereka sudah mengerti kualitas batu permata, yaitu mana yang mahal dan mana yang mumer alias murah meriah. Jadi sebagai penjual batu yang baik tentunya kita berusaha untuk memahami apa maunya pelanggan, sehingga kita tidak perlu lagi untuk tersorong-sorong menawarkan batu-batu yang butek itu tadi, kalau masih? Cape' dech... :-) hehe...

Back to masa lalu saja ya, kita main batu-batu mulia, seperti ruby, sapphire, emerald dan lain-lainnya. Sepertinya ada yang mau bertanya nich: "Kalau batu-batu nusantara bagaimana?" Maka kita jawab: "Tetap lanjut", taaapiii kita pilih yang berkualitas. Apa yang dimaksud batu yang berkualitas? Sebenarnya batu-batu yang butek pun termasuk batu-batu yang berkualitas, cuma kualitasnya mohon maaf rendah, tidak masalah kan kita mengatakan hal itu?

Baiklah, yang dimaksud dengan batu yang berkualitas, maksudnya yang berkualitas tinggi, :-) hehe bahaya juga kalau salah paham ya? Yaitu permata apa saja yang dapat menarik minat para pelanggan kita, kalau mereka tidak minat sama saja bohong, :-O hahaha...

Tapi kita tidak mungkin dapat memuaskan setiap orang, sebagaimana kata pepatah : "Lain lubuk lain pula ikannya, dalamnya laut dapat diduga dalamnya hati siapa yang tahu", hanya Tuhan dan yang bersangkutan saja yang tahu.

Ok, teruuus, terus ke mana? Ke laut? :-O hahaha... Nah, sesungguhnya setiap permata kan bisa dibuat kelas-kelasnya, misalnya kinyang salju, kalau kinyang air kita sudah biasa, ini kinyang salju, kinyang yang butek sebenarnya, taaapiii meskipun butek, ternyata ada juga kinyang salju yang super, bukan super butek ya, lho ko' bisa? Begini, kinyang salju kan punya banyak lubang-lubang kecil di dalamnya sehingga sulit sekali mau mulus, naaah, kalau kita bisa mendapatkan kinyang salju yang mulus maka itulah kinyang salju super, gampang khan?

Maka nanti ada kerang super, ada fosil super, ada granit super, sampai orangnya pun ikut-ikutan jadi super, superman kali? :-O hahaha..., eh, ini serius ya.

Baiklah, udah ngantuk nich, ketemu lagi di pertemuan mendatang, semoga sukses selalu menyertai kita.


Foto Nico bersama cincin batu labradoritenya


Mengapa batu saya belum laku-laku? (Pertemuan 9)

Barangkali di antara kita ada yang sempat menggerutu: "Mengapa batu saya belum juga laku-laku, padahal sudah setengah mati saya menawarkannya kepada banyak orang, tetapi mereka malah ogah untuk beli, apakah orang-orang lagi tidak berduit, apakah ini gara gara saya lahir pada malam jum'at kliwon, apakah ini salah ibu mengandung ataukah salah bapak yang punya burung?" Ini menggerutu apa ngomel ya, hahaha... 

Jadi ingat status jomblo nich ya, hehe.. Memang benar lebih kurang seperti itulah dia, bahwa faktor jodoh adalah yang paling menentukan dalam hal apapun, karena jodoh kan di tangan Tuhan, tapi setidaknya kita sudah berusaha, semoga dengan usaha itu kalau kita ikhlas insya Allah akan mendapatkan pahala. Ketika keadaan tidak membuat kita nyaman ada baiknya kita berhenti sejenak sambil evaluasi, apakah ada yang salah dari diri kita atau barang yang kita jual. Bukankan Allah Ta'ala tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga kaum itu mau mengubah nasibnya? Mau saja sudah syukur, apalagi sampai serius untuk melakukannya, insya Allah keajaiban bisa terjadi. 

Baiklah kalau benar-benar mau, mari kita bongkar rahasianya. Ada banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan barang yang kita tawarkan tidak mendapat sambutan, termasuk pula faktor jodoh, akan tetapi biasanya mengapa batu permata belum juga laku-laku?, maka di antara jawabannya adalah bisa disebabkan oleh karena ia belum berkualitas. Anggaplah kita sudah benar dalam etika menawarkan barang, tinggal yang perlu kita benahi adalah kualitas barang yang mau kita jual. 

Misalnya kita mempunyai bongkahan batu kinyang bening, agar ia bisa cepat terjual dengan harga yang bagus, maka batu tersebut harus mencukupi empat kretaria, mungkin kita sudah hapal dan paham betul keempat kretaria tersebut namun ada baiknya kita mengulang kembali, siapa tahu bermanfaat, yaitu: Clarity, Carat, Color dan Cutting atau biasa disingkat 4C. 

1. Clarity, yakni kejernihan. Semakin jernih sebuah batu maka semakin mudah kita menjualnya. 

2. Carat, yakni besar. Kalau batunya sudah jernih sekaligus besar pula, maka harga jualnya pun bisa semakin tinggi. 

3. Color, yakni warna. Kejernihan batu sudah, besarnya pun cukup, tinggal sekarang warnanya, bila warna batu tersebut menarik, dalam artian tidak pucat dan tidak pula gelap, maka insya Allah untuk menjualnya kita tidak lagi kesulitan. 

4. Cutting, yakni potongan. Apabila tiga kretaria di atas telah dipenuhi, maka model asahan batu permata juga sangat menentukan. Jika hasil asahan batunya benjong-benjong bagaimana bisa menarik hati calon pembeli? Iya kan? 

Lantas sekarang, bagaimana kalau batu yang hendak kita jual itu merupakan kualitas batu yang biasa-biasa saja? Nah, ini dia "PR" yang paling berat. Tidak banyak saran yang dapat kita petik kecuali beberapa hal berikut ini: 

1. Memposisikan diri kita sebagai pembeli. Seandainya kita berada pada posisi pembeli kita-kira mau tidak kita membeli batu dengan kualitas seperti itu?, kalau mau berarti kualitas batu kita cukup baik. 

2. Service. Anggaplah batu yang hendak kita jual itu sudah rapi, tapi mungkin saja kilapnya perlu dinaikkan lagi, mudah-mudahan begitu prospek kita melihatnya bisa langsung jatuh cinta. 

3. Jual-murah. Asal tidak rugi kita lego saja, anggap sebagai spekulasi untuk mengincar batu yang lebih berkualitas. 

4. Simpan saja. Kita jadikan sebagai koleksi, siapa tahu kalau suatu hari ada yang cari. 

Demikian dulu perjumpaan kita hari ini, semoga usaha yang kita lakukan mendapat keberkahan, sukses selalu menyertai kita dan tetap semangat di mana pun berada.


Ruby ini milik Pak Pardi, ketua dari Pardika Permata Nusantara


Minggu, 17 Juli 2016

Penyebab Kehancuran Bisnis (Pertemuan 8)

Waktu terus berpacu melaju tiada henti, seiring dengan itu tidak terasa kita telah melewati tujuh pertemuan Panduan Bisnis Batu Permata secara berturut-turut, di mana sekarang adalah panduan yang ke delapannya.

Dalam penjabaran Panduan Bisnis Batu Permata ini, kalau umur panjang insya Allah kita akan menggenapkan pembicaraan kita sampai kepada 100 pertemuan, yakni pertemuan demi pertemuan yang tidak akan menyertakan sedikitpun di dalamnya perkara-perkara yang berbau mistik maupun cerita karut.

Kalau kita seringkali lancar dalam menjual batu permata namun dalam menawarkannya kita menggunakan cara-cara modus alias modal dusta, maka sungguh kedustaan demi kedustaan itu pada suatu hari bakal berubah menjadi bumerang yang siap untuk meluluh-lantakkan bisnis yang telah lama kita bina. Maka dari itu jelaslah sudah bagi kita bahwa kehancuran suatu bisnis pada hakikatnya bisa jadi adalah karena ulah kita juga.

Bermula dari sinilah kita mengangkat tema berharga yang sangat sarat akan rahasia bisnis sehingga tanpa harus berpegang pada tradisi-tradisi yang sesat lagi menyesatkan.

Sebagai insan biasa, kita tidak mungkin bisa selalu bersih dari penyimpangan bahkan pengkhianatan, namun yang lalu biarlah ia pergi berlalu, kita anggap bahwa semua itu merupakan proses pendewasaan yang Allah Ta'ala ajarkan kepada kita.

Panduan ke delapan ini terkesan seolah muqaddimah yang seharusnya ia ditaruh pada halaman depan, mengapa ia malah ditaruh di sini? Ya, kalau begitu maka dapat kita jelaskan seadanya bahwa panduan ke delapan ini sebenarnya ingin mengangkat pembicaraan tentang beberapa pantang-larang dalam tekhnik menawarkan suatu barang kepada pelanggan, sekaligus mengingatkan kita kalau-kalau di masa lalu kita pernah salah jalan, sehingga beresiko pada rusaknya jalinan bisnis yang telah kita perjuangkan.

Lalu, bagaimana dengan fenomena anjloknya harga pasaran serta berkurangnya minat beli masyarakat, apakah ia bisa menjadi sebab akan runtuhnya bisnis batu permata?

Cerita tentang batu permata bukanlah cerita yang baru muncul di tahun 2015, jauh sebelum jaman fir'aun pun orang-orang sudah membicarakan perihal batu permata. Kisah ini tidak akan berakhir sebagaimana kisah cinta yang tidak pernah ada matinya. Jadi apakah yang runtuh itu bisnis batu permatanya ataukah yang runtuh itu bisnis kita sendiri? Semoga menemukan jawabannya



Ini gambar liontin perak dengan permata obsidian royal blue yang difaset secara manual. Batu ini disebut juga natural glass atau batu vulkanik, dikarenakan ia memang jenis kaca dan merupakan batu bekuan yang berasal dari lava gunung merapi. Tingkat keras batu ini sekitar 5-5,5 skala mohs, jadi agak tidak tahan gores, sehingga memerlukan kehati-hatian saat memakainya.

Sabtu, 16 Juli 2016

Apa Hebatnya Bisnis Batu Permata? (Pertemuan 7)


Pertemuan kali ini lebih ke arah menuntaskan makna bisnis dari usaha dalam bidang batu permata, di mana sebelumnya kita telah menyinggung soal tidak ubahnya jual-beli batu permata dengan jual-beli tanah yakni dalam hal menjadikan batu permata sebagai aset berharga, dan tidak ubahnya usaha di bidang ini dengan usaha di bidang-bidang yang lainnya yakni dalam hal naik-turunnya pendapatan. 
 
Baiklah, tanpa banyak basa-basi lagi kita langsung merapat kepada panduan yang ke tujuh dari bisnis batu permata, yaitu mencakup beberapa perkara yang diantaranya akan kita sebutkan berikut ini. Usaha dalam bidang batu permata bisa dijadikan sebagai batu loncatan menuju peluang-peluang besar yang lainnya, katakanlah seperti membangun rumah sewa atau apa saja yang membuat kita nyaman di kemudian hari. Memang betul tanpa harus menggeluti usaha ini saja kita bisa mencapai semua itu, namun pesan yang sesungguhnya tersimpan dari perkataan tadi adalah bahwa apapun usaha yang kita gandrungi saat ini seyogyanya tidak terlepas dari rancangan masa depan yang sengaja diprogram agar segala yang kita impikan semoga suatu hari nanti bisa menjadi kenyataan, tidak terkecuali melalui usaha di bidang ini yakni batu permata. 

Sampai di sini mungkin muncul suatu pertanyaan: Apa hebatnya usaha di bidang batu permata sehingga mampu mengantarkan kita kepada kehidupan masa depan yang lebih baik? Haha, sebenarnya usaha di bidang batu permata tidaklah sehebat yang kita bicarakan, namun ia memiliki peluang besar untuk menjadi hebat tatkala kita menjadikannya suatu bisnis, sebagaimana menjadikan produk apapun sebagai bisnis, sesungguhnya batu permata hanyalah sebuah produk yang perlu dikelola agar dapat mendatangkan income, baik itu secara aktif terlebih lagi secara pasif, itu sudah masalahnya. Dengan demikian maka layaklah usaha di bidang batu permata dijadikan suatu bisnis. 

Berbicara tentang bisnis batu permata pastinya tidak melulu berbicara tentang batu permata belaka, dikarenakan apapun yang berhubungan dengan batu permata maka tercakuplah ia ke dalam bisnis batu permata, baik itu yang berkenaan dengan ikatan yang tampil hingga berbagai macam model, penempatan yang didesain semenarik mungkin, termasuk pula penerbitan buku, majalah maupun tabloid yang khusus menceritakan tentang batu permata. Inipun tidak ubahnya dengan usaha di bidang bonsai atau apa saja yang terus merangsang segala bentuk kreativitas.

 
Ini gantungan kunci motor dari batu akik combong milik Pak Budi Juliadi yang biasa disapa Pak Teson


Layakkah Batu Permata Dijadikan Bisnis? (Pertemuan 6)


Layakkah suatu usaha di bidang batu permata dikatakan sebagai bisnis? Kalau memang layak apa alasannya dan kalau memang tidak layak apa pula alasannya? Haha, pertanyaan semacam ini sepertinya mengharuskan kita untuk melakukan uji kelayakan terlebih dahulu ya, hehe... 

Baiklah, untuk menjawab pertanyaan tersebut tentunya kita memerlukan definisi yang tepat dari istilah "bisnis" itu sendiri, namun pada kesempatan kali ini kita tidak merasa benar sendiri dalam menetapkan apa definisinya, lantaran adanya perbedaan di antara kita, sehingga soal apa definisi dari bisnis itu maka jawabannya kita serahkan kepada prinsip masing-masing saja dech, hehe... 

Sebagaimana yang sudah dimaklumi bersama bahwa batu permata awalnya adalah perkara hobby dan koleksi, sehingga bisa jadi kita mengeluarkan banyak duit hanya karena untuk itu, untuk kepuasan hati, kesenangan pribadi dan kebanggaan diri sendiri. Berangkat dari pemenuhan hasrat inilah jual-beli batu permata mulai terjadi. Kalau begitu keadaannya boleh kita tanya balik: "Tidak layakkah suatu usaha di bidang batu permata dikatakan sebagai bisnis?" 

Usaha jual-beli permata tak ubahnya jual-beli tanah, seorang penjual menerima uang dan mendapatkan keuntungan kalau dia memang jual untung, karena banyak juga terjadi dia jual rugi lantaran dia berada dalam kondisi yang kepepet, adapun pembeli mengeluarkan uang, katakanlah dia menghabiskan uang baik secara kontan maupun secara cicilan, misalnya sebanyak lima juta, atau sepuluh juta, atau dua puluh lima juta, atau berapa saja yang dia mau. Maka dalam hal ini Robert T. Kiyosaki pernah mengatakan bahwa: "Keuntungan itu adalah pada saat kita membeli bukan pada saat kita menjual". Untuk lebih jelasnya silahkan membuka kembali karya tulis beliau yang berjudul Rich Dad Poor Dad. 

Usaha di bidang batu permata tak ubah pula seperti bidang-bidang yang lain, sebagaimana sedikit ilustrasi berikut ini, misalnya kita mempunyai sebuah telaga untuk menampung air yang didapat melalui aliran suatu parit kecil yang dihubungkan dengan sungai, sehingga telaga tersebut sangat bergantung pada pasang-surut air sungai, kalau air sungai sedang pasang maka otomatis isi air di dalam telaga menjadi bertambah, pertanyaannya sekarang bagaimana kalau air sungai itu tidak juga kunjung pasang? Jika ini berlangsung cukup lama maka apa yang akan terjadi pada telaga tersebut, sementara kita terus-menerus memerlukan air untuk keseharian kita? Dalam situasi semacam ini langkah sederhana yang dapat kita ambil mungkin dengan cara mengangkut air dari tempat lain, atau dengan cara apa saja yang penting tidak merugikan orang lain, hehe... 

Semua kita tentu sudah mengerti maksud dari ilustrasi tadi, sehingga tidak perlu lagi bagi kita untuk terlalu berpanjang lebar dalam membahas uraiannya. Bahwa sesuatu yang bernama usaha tidak pernah luput dari pasang-surutnya rezeki. Kita bergembira saat usaha kita mengalami kenaikan namun kita tidak lantas berputus asa saat usaha kita mengalami penurunan, sebagaimana dikatakan bahwa: "Tiap penyakit ada obatnya dan di mana ada kemauan maka di situ ada jalan". 

Kabar baiknya, usaha di bidang batu permata merupakan usaha sampingan sekaligus penyaluran hobby bagi siapa saja yang memang hobby. Sehingga kita tidak perlu untuk memaksakan diri menjadikannya sebagai pondasi ekonomi kita, kecuali bagi mereka yang telah sejak lama berprofesi di bidang ini dan telah hapal betul letak-letak celah mendapatkan penghasilan dari usaha permata tersebut, adapun ini merupakan rahasia masing-masing pemain yang dapat kita temukan sendiri seiring waktu berlalu. 

Baiklah, segini dulu pertemuan kita, selanjutnya akan kita bahas di pertemuan berikutnya, sebuah kesimpulan bahwa: "Usaha di bidang batu permata layak tidaknya dijadikan suatu bisnis, bergantung pada bagaimana cara kita dalam bermain"


Ini foto bersama kawan-kawan saat mengadakan peresmian Asosiasi Batu Permata Sambas yang awalnya hanya berupa komunitas.


Selasa, 12 Juli 2016

Sambil Menyelam Cari Batu (Pertemuan 5)


Berburu batu permata dengan sengaja tentu cukup melelahkan, beda halnya kalau ini dilakukan secara sambilan, sebagaimana kata pepatah baru: "Sambil menyelam cari batu", haha...

Saat mengadakan perjalanan ke luar kota ada baiknya menyempatkan diri untuk singgah ke pasar batu seraya membeli beberapa butir permata, lumayan kan bisa dijual nanti minimal sebagai ganti ongkos jalan.  

Demikian pula saat memancing di pinggir sungai, daripada melongo menunggu umpan kail disambar ikan, mending sambil lihat-lihat di sekitar, barangkali saja ada penampakan-penampakan batu unik yang punya nilai jual, tentunya tanpa harus mengorbankan keasyikan kita dalam memancing, sebab kata orang kalau sudah memancing itu jadi lupa segalanya. 

Pertanyaannya sekarang permata apa yang mesti kita beli atau kita cari agar dapat mendatangkan penghasilan? Jika kita sudah mengenal batu, baik yang masih berupa bongkahan maupun yang sudah menjadi permata maka tentunya kita tidak bakal menemui kesulitan dalam menentukan apa yang mesti kita beli atau kita cari. Apalagi dunia sekarang kan sudah semakin maju, banyak informasi yang bisa kita temukan di berbagai media, terutama internet, TST saja ya, hehe... 

Adapun kalau kita mau membeli buku, maka disarankan kepada kita untuk memiliki buku Rahasia Batu Permata yang disusun oleh Han Sam Kay, karena buku tersebut akan membongkar rahasianya. 

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa batu permata ada banyak sekali aneka ragamnya yaitu dari tingkat keras satu sampai tingkat keras sepuluh, dengan berbagai macam warna maupun coraknya. Taruhlah sekarang kita bicara tentang corak batu, seperti corak junjung drajat, tapak jalak, pusar bumi dan angka delapan, maupun corak keris, ikan dan pemandangan. Untuk melihat contoh-contohnya kita bisa buka majalah IGS sekaligus mengetahui harga pasarannya. 

Jadi, batu apapun yang memiliki corak unik tersebut maka tentu ia punya nilai jual yang bagus. Tidak peduli apapun jenis batu itu, dan tidak peduli apakah ia mau diasah terlebih dahulu atau dibiarkan tanpa dilakukan perubahan. 

Bisa saja terjadi kan kita mendapati bongkahan batu yang mirip misalnya dengan bentuk telapak kaki atau menyerupai seekor gajah yang sedang duduk, sebagaimana yang pernah penulis alami. Bongkahan batu semacam ini ada saja penggemarnya, soal harga atur sajalah, itu suka-suka kita. 

Kemudian kita bicara tentang batu kristal alias batu kinyang bening, keistimewaan batu ini adalah tatkala difaset maka kilaunya luar biasa menakjubkan. Kabar baiknya tidak banyak dari kalangan penambang, terutama penambang emas yang memperhatikan segi ini, sehingga mereka membuangnya begitu saja, padahal di luar negri sana sangat menghargai jenis batu tersebut. Maka bagi yang punya kesempatan meninjau lokasi penambangan emas jangan lupa ya pulangnya mengantongi batu kristal. Hehe



Oval cut rock crystal manual faceting


Kamis, 07 Juli 2016

Nasehat yang Menyesatkan (Pertemuan 4)

Sebelum kita lanjut pada panduan yang keempat, ada baiknya kita mengingat kembali panduan yang sebelumnya. Yaitu:
-Belajar dari Kesalahan,
-Menjaga Pelanggan
-dan Memiliki Majalah.

Baiklah, panduan yang berikutnya adalah mengenai: "NASEHAT YANG MENYESATKAN".

Ada apa dengan nasehat yang menyesatkan?, dan apa saja nasehat yang menyesatkan itu? Bagi yang sudah tahu, sekalian pesan tempenya ya, hahahaha...

Bicara tentang permata tentunya tidak melulu bicara tentang batu, karena permata juga mencakup fosil, baik itu fosil hewan maupun fosil tumbuh-tumbuhan, permata juga mencakup kaca bahkan plastik, atau apa saja yang dijadikan permata maka menjadi permatalah dia.

Bagi kita pemain batu tentunya tetap menghargai permata apapun yang orang lain pakai, tidak peduli apakah itu asli ataupun palsu, karena bila mulut kita ketus maka orang lain bakal sakit hati, dan itu sangat-sangat tidak menguntungkan kita.

Ada orang yang telah menyimpan permata selama bertahun-tahun, mungkin juga itu permata peninggalan orang tuanya, atau bisa jadi pemberian teman baiknya. Tiba-tiba dia ingin sekali memperlihatkannya kepada kita, begitu kita lihat ternyata kita tahu bahwa permata itu plastik, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita langsung mengambil korek api lalu membakarnya?, atau kita berusaha untuk menghargai permata tersebut? Daripada merusak suasana hargai saja dech, kan beres.

Adapun ini lain lagi modelnya, dia punya prinsip yang kelihatannya kuat, tegap dan muanthabbe', tapi kurang paham, sebenarnya kita juga tidak bisa memastikan apakah dia memang betul-betul kurang paham, gagal paham atau pura-pura tidak paham, yang penting bagi kita orang bisnis tentunya berusaha untuk menghindari angin ribut, kita tidak merancang diri kita untuk berdebat kecuali dengan cara-cara yang kalau ke sana kita bijaksana dan kalau ke sini kita bijaksini.

Apa yang unik dari seseorang tadi? Pasti unik kan? Karena tiap-tiap kita pasti punya keunikannya masing-masing, dan itupun layak dihargai, tidak peduli apakah dia bilang batu orang lain tidak asli, yang asli hanya batunya, ataupun dia tahu permata yang dia beli misalnya kaca tapi setelah dia beli maka berubah jadi batu, hahaha, kaya' tukang sulap ya.

Lantas, apa pesan yang sebetulnya ingin saya sampaikan? Sebetulnya "NASEHAT YANG MENYAKITKAN ITU DAPAT MENYESATKAN BISNIS KITA", sehingga saya singkat menjadi Nasehat yang Menyesatkan.

Barangkali ada yang berpikir bahwa kita tidak boleh terpengaruh oleh ungkapan-ungkapan yang bertujuan untuk melemahkan kita. Saya katakan itu betul, bila perlu ketika kita dipengaruhi oleh aura negatif sebisa mungkin kita mengubahnya menjadi aura yang positif.

Barangkali pula ada yang berpendapat bahwa kita selaku pembisnis batu permata yang profesional mestinya harus tegas dalam menentukan mana permata yang natural dan mana yang sintetis. Saya katakan itu juga betul, tul, tul, tuuul, lho ko' betul-betul melulu? Jadi, yang salah yang mana? Hahaha, yang salaaah adalah kalau kita "OVER ACTING", itu sudah.

Ok, bertemu lagi ke panduan yang mendatang, sukses selalu menyertai kita, dan jangan NAKAL ya, hehehe...


Keris ini terbuat dari batu akik

Rabu, 06 Juli 2016

Daftar Edisi Majalah IGS 1-31 (Pertemuan 3)


Ada yang bertanya: "Untuk apa beli majalah IGS banyak-banyak?" Lalu saya jawab: "Kita beli dan miliki majalah IGS maka kita akan mendapatkan manfaatnya"

Saya menganjurkan Anda untuk membeli dan memiliki majalah IGS bukan karena saya mau cari untung dari penjualan majalah, lagi pula majalah yang ada saja tidak saya jual, melainkan untuk koleksi pribadi dan untuk dibaca oleh pelanggan-pelanggan saya yang datang bertamu.

Ini yang penting, bahwa sejarah perbatuan Indonesia dimuat dalam majalah IGS dan ia kan hanya dicetak sekali alias limited edition

Majalah IGS juga mempermudah kita dalam banyak hal yang berhubungan dengan batu permata yang di antaranya yakni sebagai alat bantu penjualan dan banyak pula memberikan inspirasi yang luar biasa, apa itu? Temukan sendiri jawabannya, lalu Anda laporkan ke saya hasilnya, hahaha


Majalah Indonesian Gemstone

1. Tentang batu bacan

2. Tentang batu aki edong

3. Tentang batu sungai keladen

4. Tentang batu sungai dareh

5. Tentang batu akik gambar

6. Tentang batu lumut aceh

7. Tentang dunia perbatuan Indonesia

8. Tentang batu kalimaya

9. Tentang biru langit baturaja

10. Tentang batu fire opal

11. Tentang batu sungai klawing

12. Tentang batu solar idocrase

13. Tentang semangat juara

14. Tentang menghargai karya

15. Tentang batu raflesia

16. Tentang batu badar besi merah

17. Tentang kalsedoni api

18. Tentang superstar gemstone

19. Tentang maestro kalsedoni

20. Tentang batu black opal

21. Tentang batu red baron

22. Tentang batu krisokola

23. Tentang batu green darson

24. Tentang batu bulu macan

25. Tentang batu bungur tanjung bintang

26. Tentang batu pandan

27. Tentang pictorial agate

28. Tentang batu sisik naga

29. Tentang landscape

30. Tentang percaya atau tidak

31. Tentang akik corak hewan