Ini adalah perseteruan abadi antara orang-orang Asy'ari dengan orang-orang Salafi. Asy'ariyyin bilang bahwa teroris itu beraqidah Salafiyyah, sementara Salafiyyin bilang bahwa teroris itu beraqidah Asy'ariyyah, jadi kalimat mana yang benar?
Untuk menilai kalimat mana yang benar, tentunya kita memerlukan semacam penelitian terhadap beberapa hal, yang diantaranya melalui kitab-kitab rujukan para teroris dan melihat bagaimana sepak terjang mereka selama ini.
Menurut banyak pengakuan bahwa para teroris masa kini dalam belajar ilmu agama adalah merujuk kepada tokoh kontemporer inspirator mereka yaitu yang bernama Hasan Al-Banna dan Sayyid Quthub.
Kalau saja kita mau untuk sedikit jeli, membaca berbagai tulisan dan penerapan dari dua guru besar terorisme tadi, maka kita akan mendapati bahwa ternyata mereka mengambil butir-butir penyimpangan ber'aqidah dan praktek-praktek keanehan ber'ibadah serta ritual-ritual peringatan bid'ah dari kaum yang berpaham asy'ariyyah.
Paham asy'ariyyah ini cukup identik dengan sifat 20 yang berangkat melalui suatu metode yaitu ta'wil dan tafwidh terhadap makna dari sifat-sifat Allah Ta'ala. Orang-orang yang berpaham asy'ariyyah cukup terkenal dengan acara isra' wa mi'raj dan maulud Nabi serta bertawassul maupun bertabarruk dengan penghuni kuburan dari orang-orang yang diklaim sebagai wali.
Dalam karya-karya besar mereka berdua terdapat banyak ajaran yang sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip Salafi, terutama tentang hulul atau wihdatul-wujud, ini sebagaimana 'aqidahnya ghulat shufiyyah terutama yang bernama Ibnu 'Arabi.
Berdirinya kelompok sempalan seperti Al-Ikhwanul-Muflisun (Ikhwanul-Muslimin) bermula dari pemikiran dua tokoh utama tadi, termasuk pula munculnya kelompok Al Qaida kemudian ISIS pun tidak pernah lepas dari pengaruh mempelajari buku-buku karangan mereka.
Kelompok Ikhwanul Muslimin yang diberi gelar sebagai Al-Ikhwanul-Muflisun memiliki metode dakwah yang sangat bertentangan dengan manhaj Salaf, yakni mengusahakan agar sebisa mungkin untuk merangkul semua sekte di dalam Islam, baik itu thariqah shufiyyah, asy'ariyyah, jahmiyyah, qadariyyah, jabriyyah, mu'tazilah bahkan syi'ah. Mereka bertoleransi pada perkara yang diperselisihkan dan mereka tolong-menolong pada perkara yang disepakati.
Istilah teroris pada umumnya banyak dipahami dengan seseorang atau kelompok yang anti terhadap Amerika, sehingga hampir-hampir saja terlupakan bahwa mereka sesungguhnya merupakan suatu gerakan untuk mendirikan khilafah.
Intinya teroris itu pada hakikatnya adalah berpaham khawarij, lebih tepatnya kita bilang sebagai neo khawarij, lantaran khawarij masa kini memang jauh berbeda dengan khawarij masa lalu yakni dalam hal rasa takutnya kepada Allah Ta'ala, namun ia memiliki banyak kesamaan dalam prinsip-prinsip dasar yaitu perkara mengkafir-kafirkan penguasa muslim beserta aparatnya yang berhukum dengan selain hukum Allah Ta'ala.
Yang paling nampak dari sikap orang-orang teroris dan orang-orang yang sepaham dengan mereka yaitu membenci negara 'Arab Sa'udi, baik pemerintahnya terlebih lagi para 'ulama'nya. Jadi bagaimana mungkin teroris itu dianggap sebagai Salafi sementara mereka saja sangat membenci manhaj Salaf?
Assalamu alaikum warahmatullah wa barokatuh
BalasHapusNa'am telah shahih setiap kesesatan bid'ah
ber ujung mudah menumpahkan darah manusia
mudah menghujat pemerintah depan dan belakang
mudah iri dengki hasud pada pejabat nagara apakah yg jujur atau yg zhalim
Sejak Dahulu Di kenal yg demikian Sifat Karakter Watak Akidah bahkan Manhaj Khawarij Memisahkan Dari Jamaah Muslimin Dan Penguasanya
Mencela Menghujat Provokasi Doktrin Halus atau Terbuka.
Berdoa terus Jauhkan Negeri Ini Dari Kesesatan Kerusakan
Aamiiinnn taqobbal doa
Barokallahufiikum
Jazakumullah khairan katsiran.