Tidaklak manusia tiba-tiba menggantungkan nasibnya kepada benda kecuali dia memiliki keyakinan bahwa di balik benda itu ada sesuatu yang dapat menghubungkan antara dirinya dengan Yang Maha Kuasa.
Kita langsung kepada tiga berhala Quraisy di masa jahiliyyah yaitu Lata, 'Uzza dan Manah, di mana Lata, 'Uzza dan Manah tersebut sebenarnya adalah nama tiga orang shaleh yang setelah mereka meninggal dunia dijadikan oleh kaum jahiliyyah sebagai perantara untuk menyampaikan hajad mereka kepada Allah Ta'ala.
Lata (لات) adalah nama seorang pembuat roti di zaman jahiliyyah yang rutin membagikan roti-rotinya kepada jama'ah haji setiap tahun, hingga pada suatu tahun mereka tidak menemukan beliau, ini tentu membuat beberapa jama'ah haji yang biasa datang ke Mekkah menjadi bertanya-tanya, di manakah gerangan seseorang yang biasa membagikan roti?, maka dikatakan kepada mereka bahwa Lata telah meninggal dunia, kemudian ditunjukkanlah di mana kuburnya, lalu mereka pun mendatangi kuburan Lata, beri'tikaf di sana, melakukan serangkaian ibadah lainnya seperti berthawwaf, menyembelih qurban, bertabarruk dan menjadikannya perantara dalam do'a kepada Allah Ta'ala.
'Uzza (عزى) adalah nama seorang shalih di masa jahiliyyah yang konon katanya rohnya itu ada di dalam sebuah pohon, maka kaum jahiliyyah pun mendatangi pohon itu dan melakukan serangkaian ibadah di sana sebagaimana beribadahnya mereka di kuburan Lata.
Manah (مناة) adalah nama seorang shalih di masa jahiliyyah yang dikhabarkan bahwa rohnya berada di sebuah batu, maka kaum jahiliyyah pun mendatangi batu itu dan melakukan serangkaian ibadah di sana sebagaimana mereka beribadah di kuburan Lata dan pohon 'Uzza.
Kaum jahiliyyah berkeyakinan bahwasanya ketiga orang shalih ini merupakan wali-wali Allah Ta'ala yang jika berdo'a tentu akan terkabul, sedangkan kaum jahiliyyah merasa diri-diri mereka sendiri itu terlalu banyak dosa sehingga jika berdo'a tentu sulit untuk terkabul. Maka mereka pun membuat sebuah ajaran baru yaitu agar do'a-do'a mereka lekas terkabul, mereka mesti menjadikan salah satu dari ketiga wali itu sebagai perantaranya. Sebuah pemahaman yang tidak pernah diajarkan oleh seluruh nabi dan rasul, bahkan setiap nabi dan rasul diutus sebenarnya adalah untuk mendakwahi kaumnya yang melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu guna meninggalkannya dan mengikhlaskan segala ibadah khusus pada Allah Ta'ala semata.
Lama kelamaan dan entah itu berapa lama kaum jahiliyyah membuat ajaran baru lagi yaitu menganggap Lata, 'Uzza dan Manah sebagai putri-putri Allah, di mana Al-Lata, Al-'Uzza dan Al-Manah merupakan nama-nama yang berbentuk muannats dari bentuk mudzakkarnya Al-Ilah, Al-'Aziz dan Al-Mannan. Entah dari mana mereka bisa punya gagasan seperti itu dan mendukung serta membelanya kalau bukan bisikan dari syaithan yang bercokol di hati mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar