Senin, 05 Desember 2016

Syubhat Yang Mengerti Tafsir Al-Qur'an Hanya Allah dan Rasul-Nya (Pertemuan 46)

Entah apa yang diinginkan oleh orang-orang yang menyatakan bahwa: "Yang mengerti tafsir Al-Qur'an hanya Allah dan Rasulnya" dengan alasan bahwa: "Al-Haqq itu dari Rabb...". Ini terjadi lantaran kaum liberalis tidak memperkenankan siapapun untuk mengklaim suatu kebenaran, dengan alasan: "wallaahu a'lam bish-shawaab", "wallaahu a'lam bimuraadihi" atau: "Allaahu wa Rasuuluhu a'lam". Sungguh pernyataan di atas mengandung syubhat yang sangat besar nan membahayakan manhaj serta 'aqidah.

Kita tidak mengingkari bahwa Allah Ta'ala Maha Mengetahui, yang tentunya paling mengerti makna dari ayat-ayat Al-Qur'an, oleh karenanya Dia Ta'ala memberikan kefahaman itu kepada utusan-Nya 'alaihish-shalaatu was-salaam. Dan karenanya pula beliau shallallaahu 'alaihi was-salaam mengajarkan tafsirnya kepada para shahabat radhiyallaahu 'anhum.

Aisyah radhiyallaahu 'anha menyatakan: "khuluquhul-qur'aan", yakni: "Akhlak beliau 'alaihish-shalaatu was-salaam adalah Al-Qur'an", ini bermakna bahwasanya ucapan, perilaku dan diamnya Rasulullah shallallaahu 'alaihi was-salaam merupakan penjelasan dari ayat-ayat Al-Qur'an, dengan kata lain jika Al-Qur'an sebagai suatu teori maka prakteknya adalah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Dengan demikian maka para shahabat radhiyallaahu 'anhum dapat memahami kandungan yang dimaksud dalam ayat-ayat Al-Qur'an, terutama Ibnu 'Abbas radhiyaahu 'anhumaa yang dido'akan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam agar Allah Ta'ala memberikan kefahaman ta'wil Al-Qur'an kepada Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhumaa. Atau Al-Khulafaa'ir-Raasyidiin yang direkomendasikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk berpegang teguh dengan sunnah mereka.

Bagi kita yang tidak mengerti makna dari ayat-ayat Al-Qur'an bisa merujuk kepada kitab-kitab tafsir, yang di antaranya Tafsir Ibnu Katsir, di mana metodologinya yaitu menafsirkan suatu ayat dengan ayat yang lain, dengan hadits, dengan perkataan para shahabat, dengan perkataan para tabi'in dan dengan perkataan para tabi'it-tabi'in.

Oleh karenanya kita tidak ragu bahwa setelah Allah Ta'ala yang mengerti makna dari ayat -ayat Al-Qur'an adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian para shahabat yang di antaranya Ibnu 'Abbas dan Al-Khulafaa'ir-Raasyidiin radhiyallahu 'anhum, kemudian para tabi'in, kemudian para tabi'it-tabi'in, yang tercakup di dalamnya para ulama' tafsir serta para imam madzhab rahimahumullahu ajma'in.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar