Sabtu, 06 Agustus 2016

Apa yang Sebenarnya Kita Teropong? (Pertemuan 17)


Macam-macam alasan mengapa seseorang meneropong batu permata? Baik itu karena ingin melihat inklusi yang ada di dalam batu, dan ini untuk mendeteksi keaslian dan kejernihannya. Maupun ingin melihat permukaan batu apakah masih terdapat gores-gores kecil di situ, dan ini untuk mendeteksi kemaksimalannya dalam finishing.

1. Inklusi Sebagai Indikasi

Inklusi yang ada di dalam batu dapat dijadikan sebagai petunjuk penting dalam menentukan natural ataukah sinteteis batu itu. Inklusi tersebut bisa berupa urat atau serat, maupun gelembung, noda dan keretakan.

Kita boleh menganggap bahwa inklusi itu adalah kecacatan, sehingga semakin jernih suatu batu maka harganya pun semakin tinggi. Kita boleh juga menganggap bahwa inklusi itu suatu kelebihan, sehingga semakin unik suatu batu maka harganya pun semakin mahal.

2. Inklusi pada Cat's Eye

Rutil atau rambut halus yang banyak melintang di dalam batu cat's eye menimbulkan efek mata kucing, kalau tidak ada inklusi ini maka cat's eye pun tidak akan terjadi.

3. Inklusi pada Safir

Rutil halus yang menyerupai jaring yang ada di dalam batu safir menimbulkan efek star, kalau tidak ada inklusi ini maka tidak ada pula star safir itu.

4. Inklusi pada Permata Sintetis

Pada saat orang-orang berpikiran bahwa batu asli itu ditandai dengan adanya urat atau serat, maka muncullah terobosan membuat permata sintetis yang diberi urat atau serat. Hanya saja model urat atau seratnya tentu berbeda dengan batu natural.

5. Rutil pada Kuarsa

Inklusi berupa rambut yang ada pada batu kuarsa menambah keunikan akan batu tersebut. Sebagaimana batu serat cendana dan kinyang rambut Sempalai/ Sambas.

6. Melihat Gelembung Batu

Tidak hanya batu sintetis, batu natural pun memiliki gelembung-gelembung halus. Perlu keterampilan mata dalam membedakan mana gelembung yang normal dan mana gelembung yang tidak normal.

7. Melihat Kerapian Faset

Perlu teropong untuk memperhatikan kerapian cutting pada batu yang sedang difaset, semakin rapi sudut-sudut cuttingnya, maka semakin mudah pula dalam pemasetannya.

Demikian pula memperhatikan kesempurnaan kilap pada batu, kemungkinan di saat melakukan pemolesan ada beberapa bagian yang belum kena.


Bersama Pak Pardi saat meneropong batu permata koleksi dari Bang Rivaldi Kiber


Tidak ada komentar:

Posting Komentar