Minggu, 14 Agustus 2016

Saat Sulit Jangan Pelit (Pertemuan 28)


Beraneka ragam motivasi manusia ketika hendak memakai cincin permata, ada yang cuma sekedar perhiasan dan ada pula untuk cari hoky, orang cina Sambas bilang "heng". Mereka mengatakan: "Mengapa intan mahal? Intan mahal karena setelah ia dibeli maka dagangan jadi laris alias murah rezeki"

Bolehkah kita sebagai orang Islam cari hoky dari batu permata? Kalau bicara soal hoky sebenarnya tidak ada di dalam Islam, kecuali kita mengganti kata hoky tersebut dengan keberuntungan, maka untuk suatu keberuntungan seyogyanya kita mendapatkannya melalui perbuatan baik, bukan malah melalui benda-benda yang dianggap bertuah, baik itu karena tuah batu maupun itu tuah besi. Adapun kalau tuah anak pembahasannya lain lagi, sebab tiap anak telah Tuhan atur rezekinya masing-masing. Sehingga tidaklah salah kalau orang-orang doeloe bilang: "Banyak anak, banyak rezeki".

Pada saat kehidupan bertambah sulit, sementara harga barang semakin naik, hampir membuat sebagian orang merasa panik, apalagi sang istri selalu bertanya apa ada duit? Padahal kuncinya hanya sedikit, perbanyak saja berbuat baik, berhemat namun tidak pelit, insya Allah keadaan tak terlalu sakit.

Ini tak ubahnya mencari berkah melalui seorang Syaikh, yaitu dengan cara duduk di majlisnya untuk belajar ilmu agama, bukan dengan cara meminum air kobokannya. Demikian pula dengan tawassul, tawassul yang benar adalah tawassul yang sesuai syari'at seperti dengan menyebut nama-nama dan shifat-shifat Allah, dengan adanya keimanan, dengan adanya ketauhidan, dengan 'amal shalih, dan dengan menghindari ma'shiyat. Bukan dengan cara berperantara dengan benda-benda maupun dengan perantaraan makhluq ghaib.

Mengenai seseorang yang suka memikirkan hutang maka orang bijak pernah mengatakan: "Hutang itu kalau mau lunas kudu dibayar bukan hanya dipikirkan". Perlu niat yang mantap, perlu tekad yang bulat, dan perlu usaha yang kuat untuk bisa berjuang melawan berbagai kesulitan. Sebab ide sebaik apapun tidak akan berguna kecuali bila ia dicoba terlebih dahulu. Orang Malaysia bilang: "Daun serai daun gaharu, belum terai belum tahu". Bukan malah menyalahkan batu: "Semenjak saya pakai batu ini, tiap hari orang datang nagih hutang, berarti batu ini kurang heng".

Budaya suka menyalahkan orang lain atas kegagalan yang dialami merupakan hasil dari didikan semasa kecil. Saat seorang anak tersandung batu maka orang tua langsung memukul batu itu seraya mengatakan: "Bodoh kamu batu", di saat berikutnya anak tadi menjerit kesakitan lantaran ketika berjalan dia menabrak sebuah kursi, tiba-tiba datang orang tuanya mengambil sesuatu lalu memukul kursi itu seraya mengatakan: "Bodoh kamu kursi". Akhirnya si anak tadi berpikir bahwa dia tidak pernah salah, yang salah adalah batu, kursi atau bahkan orang lain. Mestinya kan selaku orang tua baiknya menasehatkan: "Makanya kalau jalan hati-hati".

Dampak dari salah dalam mendidik anak dapat kita lihat dalam kasus berikut, seseorang ini merupakan pengrajin batu permata, suatu waktu dia berkeinginan untuk membuat cutting faset, setelah beberapa kali mencoba namun hasilnya selalu gagal, lalu dalam kekecewaan dia mengatakan: "Ini salah alat". Jadi alih-alih untuk memperbaiki keterampilan malah dia menyalahkan alatnya lantaran hanya memakai mesin pompa air bekas yang sudah dimodifikasi. Padahal kalau tangannya terampil justru dia bisa bikin cutting faset dengan cara manual tanpa bantuan mesin. Dalam hal ini Pak Slamet Rahardjo pernah mengatakan dalam bukunya: "Kalau kualitas asahan batu kurang bagus maka yang perlu diasah ulang bukan batunya tetapi orangnya".

Sebagai teman tentunya kita tidak perlu untuk ragu dalam berbagi ilmu, meskipun suatu hari nanti dia bakal menjadi pesaing kita. Sebuah contoh tentang mencuci pakaian, meskipun urusan mencuci pakaian merupakan perkara yang sangat mudah, namun banyak juga orang yang mengupahkannya. Demikian pula dengan memasak di dapur, rata-rata istri pandai dalam memasak, namun di waktu-waktu tertentu dia bisa saja membeli nasi bungkus di sebuah rumah makan. Maka ini adalah bicara tentang sempat tidaknya seseorang dalam menangani suatu pekerjaan, jika tidak sempat maka dia cukup mewakilkannya kepada orang lain. 



Pernak pernik dari batu vulkanik


Tidak ada komentar:

Posting Komentar