Rabu, 10 Agustus 2016

Tiap Bisnis Punya Keunikan Masing-masing (Pertemuan 27)


Anggap saja kita memiliki rencana yang agak besar, di saat bersamaan kita memiliki sedikit modal, sementara itu banyak yang harus kita biayai. Apa yang harus kita lakukan? Ini sepertinya PR yang mudah bagi orang-orang yang sudah terbiasa tapi ini menjadi tugas yang rumit bagi para pemula.

1. Bermula dari Sebuah Gagasan

Tiap bisnis memerlukan gagasan, ketika gagasan itu belum dapat maka suatu bisnis sulit sekali mau berkembang. Namun untuk menemukan gagasan yang bagus tentulah harus melalui percobaan terlebih dahulu, dan itu seringkali menyebalkan, kalau tahan hati insya Allah bisa lanjut.

Cepat-lambatnya masa percobaan bergantung pada nasib, sementara kita cukup bertindak saja setelah beberapa menit berpikir. Proses ini ibarat menarik tali busur, maka bagaimana mungkin anak panahnya akan bisa melesat kalau talinya saja tidak mau ditarik?

Pada tahapan ini bisnis seolah jalan di tempat atau bahkan terkesan merosot, tapi positif saja kita berpikir, bahwa kita sedikit mundur dengan tujuan agar bisa maju lebih cepat. Ketika kecepatan sudah mulai terjadi maka otomatis semua perencanaan yang sempat tertunda bisa untuk ditunaikan. Semoga tidak kesulitan dalam memahami, namun kalau masih belum punya gambaran, baiklah kita akan buatkan sebuah perumpamaan yang lebih gamblang.

2. Robert Membantu Temannya

Teman Robert punya masalah keuangan untuk membiayai kuliah beberapa anaknya. Maka dia pun meminta saran kepada Robert untuk memecahkan permasalahannya itu. Robert menanyakan: "Kamu punya uang berapa?" Dia menjawab: "Kami memiliki uang tabungan yang jumlahnya tidak mencukupi untuk membiayai kuliah anak-anak kami sampai mereka jadi sarjana."

"Baiklah" Robert melanjutkan, "Kita gunakan separuhnya untuk membeli sebuah rumah sederhana yang bisa direnovasi". Maka dia pun menyetujui saran Robert. Keesokan harinya mereka jalan-jalan di kota sambil melihat-lihat kalau-kalau ada rumah yang masih layak huni mau dijual orang, dan akhirnya mereka menemukannya.

Robert menawarnya, lalu pembayaran harga rumah itu dipanjar separuh. Setelah itu Robert bergegas menuju bank dan menerima sejumlah pinjaman yang akan digunakan untuk biaya renovasi rumah tadi. Sambil menunggu proses renovasi selesai Robert tidak buang waktu untuk bersegera mencari pembelinya, dan nasib memihak kepada Robert, pembelinya pun ketemu. Setelah bincang-bincang cukup lama sekalian survey rumah, pembelinya pun setuju dengan harga yang ditawarkan Robert.

Begitu renovasi selesai, pembeli membayar sejumlah uang yang sangat besar kepada Robert seraya mengatakan: "Kami sangat puas membeli rumah ini". Lalu Robert membagi uang itu untuk melunasi panjaran dan bank. Lebihnya masih banyak dan itu diserahkan kepada temannya. Maka temannya tersebut merasa puas, yang punya rumah puas, pihak bank puas, pembeli puas, dan dikarenakan bisa membantu maka Robert pun ikut merasa puas.

Kalau lagi mujur semuanya lancar seperti air mengalir, mungkin karena niat baik maka Tuhan menolong. Selain itu Robert juga seorang yang berpengalaman dalam dunia investasi real estate, jadi dia sudah terbiasa menangani kasus semacam ini.

3. Perlunya Banyak Investasi

Suatu hari Robert sempat kalah dalam satu persidangan, sehingga perusahaannya harus kebayaran mendekati 24 juta dolar, hampir setara dengan defisit APBN Indonesia 2015. Namun dikarenakan Robert punya banyak investasi di tempat lain, kejadian itu tetap membuatnya baik-baik saja.

Jadi kalau bicara soal kegagalan, siapa sebenarnya yang tidak pernah gagal? Ini sebagaimana seorang dokter yang juga pernah sakit.

4. Penjualan Rokok Versus Mobil

Di tahun 2016 ini ekonomi Indonesia memang sedang melemah sehingga daya beli masyarakat pun menjadi berkurang, bukan hanya batu permata, sampai rokok yang notabenenya membuat orang ketergantungan itu saja penjualannya merosot lebih dari 50 persen. Namun di saat bersamaan permintaan akan mobil semakin tinggi, yaitu kendaraan yang digunakan untuk mendukung suatu usaha. Jadi berkurangnya daya beli masyarakat bukanlah semata-mata karena mereka tidak punya duit, tapi mulai berhemat dan menahan diri untuk kemewahan. Namun peluang di balik itu adalah bahwa mereka berani untuk membeli barang yang harganya mahal asalkan bisa dapat untung lebih besar.

5. Nasib Penjual Pentol

Sekarang kita lihat apa dialami oleh seorang penjual pentol alias bakso bakar. Pada bulan pertama buka usaha penjualan tersebut dia berhasil memperoleh laba bersih 5 juta. Namun masuk di bulan kedua terjadi kemunduran sehingga mengakibatkan diberhentikannya seorang karyawan, begitu masuk di bulan ketiga keadaan semakin parah bahkan terjadi kerugian sehingga usahanya terancam gulung tikar.

6. Sedihnya Penjual Bakso

Bicara soal usaha jual bakso, ada seorang penjual yang dagangannya sangat laris sehingga membuat iri para pesaingnya, lalu terjadi desas-desus bahwa baksonya dibuat dari daging anjing, entah benar atau tidak, yang jelas mendengar kabar angin seperti itu berdampak pada larinya pelanggan, akhiranya penjualan makin sepi dan usaha pun tutup. Allahu Akbar, sungguh menyedihkan saudara kita tadi.

7. Penjual Tahu yang Kreatif

Di saat maraknya berita tentang bahan pengawet berbahaya yang di antaranya formalin sempat membuat usaha penjualan tahu hampir bubar, sehingga muncul ide kreatif dari salah satu penjual, yaitu dengan cara memasang plang dengan tulisan yang agak besar "Menjual Tahu Bebas Formaline". Mungkin ini bisa ditiru oleh penjual bakso tadi agar usahanya bisa diselamatkan.


Citrine


Tidak ada komentar:

Posting Komentar