Janganlah kita membawa-bawa dalil agama kalau hanya untuk mencerca penguasa, karena perbuatan itu tidak ada ajarannya di dalam Islam, bahkan justru sebaliknya sekian dalil menunjukkan akan dilarangnya mencerca mereka.
Saat kaum muslimin meneriakkan anti kuffar mestinya menyadari bahwa mencerca penguasa merupakan ajaran kuffar. Saat kaum muslimin meneriakkan anti teroris mestinya pula menyadari bahwa mencerca penguasa pun merupakan ajaran teroris.
Lantas siapakah yang kita sebut sebagai penguasa? Kalau di negeri kita Indonesia penguasa itu mencakup presiden hingga seluruh staf-staf dibawahnya, termasuk juga aparat negara, baik itu tentara maupun polisi.
Kita tinggal di Indonesia ini sebenarnya cukup nyaman, ada pemerintah yang mengatur dan ada aparat untuk menjaga keamanan. Tidak jarang terjadi pada banyak permasalahan, kita sebagai rakyat seringkali meminta bantuan mereka.
Ketika seseorang mencerca penguasa sebenarnya ia sedang mempraktekkan ajaran kuffar dan teroris. Kita lihat saja sejarah terbentuknya paham demokrasi dan ham, di mana paham ini bermula dari Paris-Perancis yang notabenenya mereka merupakan kaum kuffar. Kita lihat pula apa yang ada dalam paham teroris yang begitu mudahnya mengafirkan penguasa muslim.
Sejatinya ajaran Islam adalah agama keselamatan, agama yang menyuruh umatnya untuk taat kepada penguasa selama tidak dalam hal maksiat kepada Allah Ta'ala. Kita dilarang untuk mencerca apalagi sampai memberontak kepada mereka.
Islam mengajarkan agar anak menghormati orang tuanya, istri menghormati suaminya, murid menghormati gurunya, dan yang muda menghormati yang lebih tua. Lantas bagaimana kalau kita berada pada posisi seorang pemimpin tatkala mendapati orang yang kita pimpin itu membangkang?
Anehnya, para provokator yang menyerukan untuk mencerca penguasa itu adalah calon-calon yang ingin diangkat sebagai penguasa, apa tidak berpikir kalau nantinya mereka bakal dibangkang pula sebagaimana dulunya mereka membangkang?
Kata orang: "Politik itu kotor", kalimat ini seolah politik itu hanya akan bisa berhasil kalau menggunakan cara-cara kotor. Apa seperti itu harusnya? Apa seperti itu yang Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan para khulafaur-rasyidin teladankan?
Oleh sebab itu, kita sebagai rakyat yang tidak terkecuali juga para pemain batu permata untuk tidak menjadi ikut-ikutan dalam mendukung hal-hal yang berbau pencercaan terhadap penguasa. Bahkan kalau kita bisa bekerjasama dengan baik bersama mereka maka insya Allah kelimpahan berkah akan kita dapatkan.
Alih-alih untuk mencerca, justru kita memerlukan andil pemerintah baik pusat maupun daerah untuk diantaranya mengangkat kembali ekonomi Indonesia, baik itu harga karet, upah buruh dan tidak terkecuali juga tentang usaha perbatuan nusantara.
Kita ambil contoh mengenai batu permata yang tidak indah sebetulnya, yaitu batu pirus (persia) atau turkois (turki), akan tetapi ia sangat terkenal di seluruh dunia sehingga menimbulkan kebanggan tersendiri bagi pemakainya, lantaran batu pirus atau turkois itu pernah dijadikan pernak-pernik untuk menghiasi istana. Kita bisa bayangkan, apalagi kalau batu yang kenyataannya memang indah, seperti batu nusantara. Apabila dari pihak pemerintah Indonesia antusias dalam menangani hal ini maka insya Allah perbatuan Indonesia bakal menjadi permata kebanggaan di seluruh dunia sebagaimana batu pirus atau turkois itu tadi.
Oleh karena itu, tentulah tidak adil juga perlakuan segelintir kita terhadap penguasa, kalau pada suatu waktu kita mencercanya namun di waktu yang lain kita malah memerlukan bantuannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar