Pamer itu bukan riya' meski dalam riya' ada pamer dan tulus itu bukan ikhlas meski dalam ikhlash ada tulus. Riya' dan ikhlash itu merupakan perkara niat, dan kedua-duanya hanyalah masalah ibadah, bukan dalam urusan dunia.
Riya' itu adalah kalau seseorang beribadah kepada Allah Ta'ala disertai dengan niat agar orang lain memujinya, sehingga riya' tersebut masuk dalam kategori kesyirikan, yakni menyekutukan Allah Ta'ala dalam beribadah. Walaupun riya' tergolong syirik kecil namun dosanya sangat besar, semoga Allah Ta'ala menjauhkan kita dari sifat tercela ini, aamiiin...
Sedangkan ikhlash adalah kalau seseorang hanya beribadah kepada Allah Ta'ala tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Bisa juga dikatakan bahwa ikhlash itu hanya mengharap ganjaran dari Allah Ta'ala. Oleh karenanya kalau seseorang bersedekah dengan niat tulus tapi tidak berharap apa-apa maka itu bukan ikhlash namanya. Semoga Allah Ta'ala memasukkan kita semua ke dalam golongan orang-orang yang ikhlash, aamiiin...
Berbicara tentang ibadah adalah berbicara juga tentang cinta dan benci, yakni cinta karena Allah dan benci karena Allah. Mencintai Islam dan penganutnya dan membenci kekufuran beserta penganutnya, jika niat dan perjuangan seseorang berada dijalur yang dibenarkan maka insya Allah niat dan perjuangannya tidak akan disia-siakan oleh-Nya.
Islam tidak membenarkan peperangan antar suku maupun antar negara, maka barangsiapa yang gugur di medan perang semata-mata untuk membela suku maupun negara maka dia mati dalam keadaan matinya jahiliyyah.
Bagi orang yang ingin berjihad di jalan Allah, maka hendaknya dia memenuhi beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh Islam, yang di antaranya adalah mendapatkan izin dari penguasa. Kalau tidak ada izin dari penguasa maka tidak syar'i pula jihadnya, karena mohon maaf tidak ada yang namanya jihad swasta.
Jadi niat yang ikhlash itu mesti didukung dengan cara-cara yang dibenarkan oleh syari'at. Seperti dilindunginya keamanan kaum kuffar di bawah kekuasaan penguasa muslim, maka menyakiti mereka merupakan sebuah pelanggaran terhadap ketaatan kepada penguasa.
Yang terbilang aneh dari kelakuan segelintir manusia dari abad ke abad adalah budaya menjatuhkan orang lain agar mereka memilih dirinya. Yakni dengan tekhnik mengicaukan kebencian antar etnis, sejarah tempo doeloe dan dalil-dalil agama. Manusia dengan model seperti ini biasanya sulit sekali untuk dibaca karena dia sangat pandai dalam berakting dan selalu berlindung di bawah pembelaan terhadap rakyat.
Bukannya berkarya lebih banyak, malah jatuhkan sana jatuhkan sini. Tiap kita kan seorang pemimpin, di mana tiap kita bertanggung-jawab atas siapa yang kita pimpin. Kita buat saja karya besar maka dunia akan segan kepada kita.
Sayangnya, semua maunya serba singkat, dalam 15 menit seseorang bisa disanjung dan dalam 15 menit seseorang bisa dijatuhkan. Lantas apa hubungannya dengan dunia batu permata? Dikarenakan tema dari artikel ini adalah tema tentang batu permata maka peristiwa apapun akan selalu kita kaitkan dengan batu permata.
Baiklah, sebelumnya kita simpulkan dulu apa yang telah kita uraikan tadi, bahwa: Tiap kita adalah pemimpin dan tiap kita bertanggung-jawab atas siapa yang kita pimpin, buat saja karya besar maka dunia akan segan kepada kita, jangan gunakan cara singkat yakni dengan tekhnik menjatuhkan seseorang agar manusia memilih kita.
Sesungguhnya dalam banyak bidang usaha, seringkali ada kasus yang nyaris mirip, seperti halnya usaha di bidang batu permata. Sebagaimana kata orang: "Kehidupan itu tidak selalu mulus". Ada saja pihak-pihak tertentu yang mempraktekkan kampanye hitam untuk membunuh karakter seseorang, padahal kehidupan menginginkan suatu karya, karya besar, karya yang mengagumkan, itu sudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar