Gambar di atas merupakan sebuah kasus yang menunjukkan bahwa prinsif tahdzir tidak hanya diperlukan dalam hal agama, namun ia juga sering dipraktekkan dalam urusan-urusan dunia. Tahdzir adalah memperingatkan umat dari orang-orang maupun kelompok-kelompok yang menyimpang, agar umat berhati-hati dan waspada terhadap syubhat-syubhat mereka.
Baiklah, mari kita ikuti perumpamaan berikut ini, kalau kita jual ular dengan harga naga biasanya pembeli jadi kecewa tapi kalau kita jual ular dengan harga cacing maka pembeli pasti beruntung.
Bicara soal menjual tentunya bicara soal reputasi, naga bilang naga, ular katakan ular dan cacing sebut cacing.
Pembeli pun mesti tahu barang, sebagaimana ungkapan: "Ada kualitas ada harga tentunya", kita semua faham bahwa batu natural itu tidak ada limit harganya dan harga yang sintetis pun tidak selalu berharga murah.
Pada pertemuan 1, kita telah menyinggung tentang "Kecewa Salah Beli Batu" dan pada pertemuan kali ini kita bicara mengenai sikap kita sebagai atau terhadap penjual maupun sebagai atau terhadap pembeli, baik offline maupun online, baik darat maupun udara. Bahwa keduanya sama saja, selalu ada etika dibalik itu semua.
Lantas, bagaimana dengan pemain yang jahat? Kalau dia betul-betul jahat, maka wajib bagi kita memberitahu yang lain agar kejahatannya tidak semakin meluas, sehingga korbannya tidak semakin banyak, tentunya itu semua lewat penelitian yang bisa dipertanggung-jawabkan dihadapan Allah Ta'ala.
Ok, tetap jadi pemain yang baik, sehingga kita mendapat berkah dari-Nya.
Salam satu hoby.
BalasHapusJaya terus timsus 99
Salam kenal om. Saya dari medan
Ada kontact yg bisa d hubungi buat jual batu permata... Kalau ada kirim lewat email : heriantododdy71@gmail.com
BalasHapus