Kamis, 19 Januari 2017

Ada Apa dengan Bintang Segi 8? (Pertemuan 81)

Ada pertanyaan tentang lambang bintang segi 8 mengapa banyak ditemukan mesjid-mesjid?

Jika kita memutar dua bangunan bujur sangkar maka akan mudah untuk menghasilkan bintang segi 8, ini sebagaimana jika kita memutar dua bangunan segitiga maka akan mudah untuk membentuk bintang segi 6.

Jika kita memiliki sebuah kompas maka kita akan mendapati di sana 8 arah mata angin yang membentuk bintang segi 8, ini sebagaimana jika kita memiliki sebuah batu ruby yang ada starnya maka kita akan mendapati di sana ada bintang segi 6.

Baik itu bintang segi 8 maupun bintang segi 6 pada dasarnya hanya varian dari model bintang, maka kita akan mendapati varian bintang segi 3, segi 5 bahkan segi 12. Misalnya kita ingin membuat kue kering dengan beragam model bintang, maka sah-sah saja kita menentukan bintang segi berapapun yang kita suka.

Kita tidak bisa memastikan siapa orang pertama yang membuat model-model bintang, sehingga kemudian menjadi paten baginya bahwa bintang 5 lambang ketuhanan, bintang 6 lambang Yahudi dan bintang 8 lambang Islam, yang tentunya dengan bermacam-macam penafsiran.

Mari kita perhatikan bendera-bendera yang dimiliki oleh berbagai negara di dunia ini, bendera negara mana saja yang ada di sana lambang bintang 5? RRC/ RRT, Singapura, Amerika Serikat, Australia, Filipina, Korea Utara, Pakistan, Papua Nugini, Selandia Baru dan masih banyak lagi yang lain. Ini yang saya tidak mengerti mengapa mereka begitu menyukai bintang 5, padahal kalau orang sakit kepala biasanya pakai puyer bintang toedjoe.

Pada tahun 1948 negara (Bani) Israel resmi terbentuk (3 tahun lebih lambat dari kemerdekaan Republik Indonesia), yaitu dengan menggunakan lambang bintang segi 6 yang diklaim sebagai Bintang Daud, bintangnya Yahudi, atau dikenal dengan heksagram. Salah satu maknanya bahwa segi 6 adalah hari boleh kerja sedangkan segi yang ada di dalam bintang tersebut adalah 1 hari libur yakni hari sabtu.

Kalau benar segi 6 adalah Bintang Daud (wallahu a'lam) maka Nabi Daud 'alaihish-shalatu was-salam bukan hanya milik Yahudi, beliau kan salah satu Nabi yang diutus oleh Allah Jalla fi 'ulah untuk menyampaikan risalah/ ajaran-Nya, di mana beliau juga milik Nashrani bahkan Islam, terlebih setiap nabi dan rasul datang dengan membawa agama Islam, karena Allah Jalla fi 'ulah mengatakan: "Sesungguhnya agama yang diterima di sisi Allah hanyalah Islam" dan dalam ayat lain: "Dan barangsiapa yang mencari selain Islam sebagai agamanya maka ia tidak diterima dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi". Maka tidaklah pengikut setia Nabi Daud sebelum diutusnya Nabi Muhammad 'alaihimash-shalatu was-salam sebagai orang-orang yang merugi, demikian pula pengikut setia nabi-nabi yang lainnya.

Kalau benar (wallahu a'lam) bintang segi 6 adalah 6 hari kerja dan segi tengah bintang tersebut sebagai 1 hari libur maka Nashrani punya hari minggu dan Islam punya hari jum'at. Adapun libur nasional Indonesia mengikuti hari libur Nashrani, hari pray/ sembahyang di gereja.

Ternyata bintang segi 6 juga diklaim oleh Hindu, di mana ia adalah gabungan dari dua segitiga, sudut yang mengarah ke atas sebagai lingga (kelamin laki-laki/ Dewa Siwa) dan sudut yang mengarah ke bawah sebagai yoni (kelamin perempuan/ Dewi Sati ). Sedangkan pada Nashrani bintang segi 6 merupakan bintang natal dan bintang Maria.

Mari menengok kepada sejarah jauh sebelum negara (Bani) Israel berdiri, bahwa bintang segi 6 juga kita dapati menghiasai berbagai kerajaan dengan berbagai agamanya, termasuk di antaranya Islam. Demikian pula bintang segi 8 ia lebih cenderung kepada lambang kejayaan Islam di abad-abad keemasannya, meskipun pada agama Budha-Hindu juga ada pada mereka lambang bintang segi 8.

Maka intinya kita mengamati sejarah sebagaimana astronom mengamati pergerakan bintang-bintang. Seorang astronom yang ahli tentunya tidak perlu protes pada dua bintang yang bertabrakan karena tugasnya hanya mengamati saja, kemudian mencari sebab serta mencari alasan supaya tercapai hasratmu, macam lagu Malaysia lah, yakni supaya menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi siapa saja yang mau mengambil pelajaran darinya.

Misalnya kita mendapati ada lambang bintang segi 8 yang menghiasi istana dan masjid dinasti Abbasiyyah dan Ottoman, maka menjadi tahulah kita melalui pengamatan bahwa bintang segi 8 tersebut pernah dipakai sebagai lambang bagi mereka. Adapun jika dihubungkan dengan bintang 6 Yahudi, maka kita katakan adalah berbeda antara angka 8 dengan angka 6. Dan ini yang lebih penting, bahwa antara dinasti Islam dan Yahudi tidak pernah bisa akur. Allah Jalla fi 'ulah mengatakan: "Tidak akan ridha padamu orang Yahudi dan tidak pula nashrani sampai engkau mengikuti millah (agama mereka)". Kalau antara dinasti Islam dengan Yahudi tidak mungkin akur, lantas bagaimana bisa dikatakan bahwa bintang segi 8 bisa akur dengan bintang segi 6?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar