Minggu, 29 Januari 2017

Takdir Bukan Skenario (Pertemuan 94)

SINONIM SKENARIO

Nama lain dari skenario adalah naskah, jalan cerita, skrip, manuskrip, teks, konsep, dokumen, rancangan, sinopsis, ikhtisar, rangkuman, rekapitulasi, keputusan, gambaran, abstrak, ilustrasi, sketsa.

WAJIBNYA BERIMAN KEPADA TAKDIR

Awalnya penulis merasa janggal dengan istilah skenario jika ditujukan kepada Allah Ta'ala, namun mungkin yang mereka maksud adalah tentang takdir, kalau begitu setiap muslim memang wajib beriman kepada takdir:
"Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga dia beriman kepada takdir baik dan buruknya dari Allah, dan hingga yakin bahwa apa yang menimpanya tidak akan luput darinya, serta apa yang luput darinya tidak akan menimpanya". (Shahih, riwayat At-Tirmidzi dalam Sunannya, juz 4/ hal: 451, dari Jabir bin 'Abdullah radhiyallahu 'anhu)

EMPAT PERKARA MEMAHAMI TAKDIR

Adapun untuk memahami tentang takdir, hendaknya menempuh 4 perkara, yaitu:
1. Allah Ta'ala Maha Mengetahui:
"Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu" (QS. At-Taubah: 115)
2. Allah Ta'ala memerintah pena untuk menulis kitab takdir:
"Yang pertama kali Allah ciptakan adalah pena, lalu Allah berkata: "Tulislah", ia bertanya: "Wahai Rabb-ku apa yang harus aku tulis?, Allah menjawab: "Tulislah taqdir segala sesuatu sampai terjadinya hari kiamat" (Shahih Abu Dawud, no. 3933, dari 'Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallahu 'anhu)
3. Allah Ta'ala Maha Berkehendak:
"Dan kalian tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki oleh Allah Rabbul-'alamin" (QS. At-Takwir: 29)
4. Allah Ta'ala Maha Pencipta:
"Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu" (QS. Ash-Shaffat: 94)

Dalam hal ini takdir tidak bisa diubah, karena kalau takdir bisa diubah maka berarti pengetahuan Allah Ta'ala itu terbatas hingga bisa meleset:
"Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu" (QS. At-Taubah: 115).

Takdir tidak bisa diubah juga karena ia telah ditulis:
"Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering" (HR. At-Tirmidzi, dan dia berkata hadits hasan shahih, dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhu),

Dan ia telah tersimpan baik di lauh mahfuzh:
"Tiada sesuatupun yang ghaib di langit dan di bumi melainkan (terdapat) di kitab yang nyata (lauh mahfuzh) (QS. An-Naml: 75)

Adapun nasib memang bisa berubah-ubah, hari ini miskin mungkin besok bisa kaya, hari ini sedih mungkin besok bisa gembira, hari ini ahli maksiat mungkin besok bisa ahli ibadah:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka" (QS. Ar-Ra'd: 11).

ALLAH TA'ALA MEMUDAHKAN MANUSIA UNTUK MENCAPAI TAKDIRNYA

Namun di saat yang sama manusia juga diberi kemudahan oleh Allah Ta'ala untuk mencapai takdirnya:
Lalu para shahabat bertanya: "Wahai Rasulullah bolehkah kami meninggalkan beramal dan menyerah pada takdir kami?", Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Tidak, bahkan beramallah kalian, karena semuanya dimudahkan untuk mencapai (takdir) yang diciptakan untuknya". (Hadits Shahih Muslim 4/2041-2042, dari 'Imran bin Hushain radhiyallahu 'anhu).

ALLAH TA'ALA MURKA PADA PELAKU DOSA

"Dan barangsiapa membunuh seorang mu'min dengan sengaja, maka balasannya adalah (nar) Jahannam, dia kekal (lama) di dalamnya. Allah murka kepadanya, dan melaknatnya (menjauhkankannya dari rahmat), serta menyediakan 'adzab yang besar untuknya" (QS. An-Nisa': 93).

SKENARIO TIDAK LAYAK MENGGANTIKAN ISTILAH TAKDIR

Ini merupakan dalil bahwa skenario tidak layak menggantikan istilah takdir, karena:
1. Tidak ada makhluk yang bisa keluar dari takdir Allah Ta'ala.
2. Allah Ta'ala murka pada pendosa, bahkan melaknatnya (menjauhkannya dari rahmat), dan Allah berhak memasukkannya ke dalam An-Nar maupun mengampuninya, dalam keadaan setiap makhluk tetap menjalani takdirnya masing-masing.
3. Sedangkan skenario, bisa saja orang keluar dari konsepnya, dia tidak akan disalahkan kalau betul dalam menjalani konsep, tapi ketika dia mulai keluar dari konsep maka baru dia disalahkan.

ALLAH TA'ALA TIDAK DISALAHKAN TAPI MANUSIALAH YANG DISALAHKAN

"Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang Dia perbuat, tapi merekalah yang akan ditanya (tentang apa yang mereka lakukan) (QS. Al-Anbiya': 23)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar