Kamis, 19 Januari 2017

Membantah Akidah Nur Muhammad (Pertemuan 79)

Kita mengetahui bagi yang memang mengetahui bahwa mengapa orang Nashrani menyembah Nabi 'Isa 'alaihish-shalatu was-salam? Mereka menyembahnya lantaran beranggapan Nabi 'Isa itu berasal dari ruh Allah, Nabi Isa itu menurut mereka kalam ilahi yang berwujud manusia, sehingga diyakini sebagai anak tuhan yang mereka istilahkan lambang kedekatan.

Al-Qur'an menyanggah kaum nashrani tersebut, menurut Al-Qur'an makna "ruh dari-Nya" adalah ruh ciptaan terbaik milik Allah, jadi bukan "ruhullah" (ruh Allah) tapi "wa ruhun minhu" (dan ruh dari-Nya), di mana setiap ruh itu diciptakan, diatur, diperintah dan dilarang. Al-Qur'an mengkhabarkan ruh Nabi Adam 'alaihish-shalatu was-salam pun ruh ciptaan terbaik milik Allah dengan perkataan yang sama yaitu "wa ruhun minhu" (ruh dari-Nya). Bahkan penciptaan Nabi Adam lebih hebat daripada penciptaan Nabi 'Isa, di mana Nabi Adam diciptakan tanpa ayah dan ibu, sementara Nabi 'Isa meskipun tanpa ayah tapi masih melalui seorang ibu yang bernama Maryam 'alaihimush-shalatu was-salam.

(Saat saya bicara begini Anda tidak akan melaporkan saya ke polisi kan? Karena saya tidak ada urusan dengan politik demokrasi, saya bukan calon gubernur sehingga tidak bau pilkada. Saya hanya menyampaikan apa yang diajarkan oleh kitab suci saya, jadi kalau ada yang mau menuntut silahkan saja menuntut kitab suci tersebut).

Kita sebagai kaum muslimin tentu percaya bahwa ruh Nabi Muhammad 'alaihish-shalatu was-salam juga adalah ruh terbaik, karena ruh terbaik tercermin pada akhlak yang baik, ini sebagaimana ruh fir'aun adalah ruh terjelek karena akhlak-akhlaknya yang jelek.

Orang-orang Yahudi bertanya kepada Nabi Muhammad 'alaihish-shalatu was-salam tentang ruh untuk mengetest beliau, jika beliau tahu berarti bukan nabi, tapi jika beliau tidak tahu berarti betul seorang nabi, ini semacam pertanyaan jebakan terhadap beliau. Maka Allah Jalla fi 'ulah menjawabnya: "Mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah ruh itu adalah urusan Rabb-ku". Yakni tidak ada yang lebih mengetahuinya kecuali Allah Jalla fi 'ulah semata, lantaran ini tergolong perkara ghaib maka tidak boleh lepas dari dalil-dalil Al-Qur'an maupun Al-Hadits, di mana keduanya adalah wahyu, sebagaimana disebutkan: "Dan tidaklah dia (Muhammad) berbicara berdasarkan hawa nafsu melainkan wahyu yang diwahyukan".

Adapun ruh manusia yang pertama kali diciptakan adalah ruhnya Nabi Adam 'alaihish-shalatu was-salam, karena tidak ada dalil yang kuat tentang adanya ruh manusia lain yang mendahului beliau, sebagaimana beliau adalah manusia pertama maka ruhnya pun ruh yang pertama.

Sementara akidah nur Muhammad yang menyatakan bahwa alam semesta ini tidak tercipta melainkan karena sebab beliau maka kita nyatakan tidak ada satu dalilpun yang menyebutkannya melainkan seluruhnya palsu belaka, hadits-hadits maudhu', hadits-hadits yang sengaja dibuat-buat untuk mendukung akidah mereka. Sudah begitu isi hadits-haditsnya munkar, bertentangan dengan kalamullah yang menyatakan: "Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah hanya kepada-Ku", yakni tidak beribadah kepada yang lain. Di sini merupakan tujuan terciptanya makhluk, bukan lantaran sebab Nabi Muhammad 'alaihish-shalath was-salam.

Ahlus-sunnah menerima hadits ahad dalam urusan akidah, hadits ahad adalah hadits yang diriwayatkan melalui satu jalur, sementara kelompok yang mempercayai akidah nur Muhammad berani menolak hadits ahad meskipun berderajat shahih, tapi malah mau mengambil hadits maudhu' (palsu) padahal dalam urusan prinsip.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar