Rabu, 18 Januari 2017

Terkenalnya Kisah Mimpi Raja Rabi'ah bin Nashr (Pertemuan 76)

رؤيا ربيعة بن نصر
Mimpi Rabi'ah bin Nashr
و كان ربيعة بن نصر ملك اليمن بين أضعاف ملوك التبابعة. فرأى رؤيا هالته و فظع بها
Rabi'ah bin Nashr adalah raja di antara
raja-raja Yaman, suatu hari dia bermimpi dengan mimpi yang membuatnya panik dan takut.
(Kisah ini terjadi sebelum diutusnya Nabi Muhammad 'alaihish-shalatu was-salam).
فلم يدع كاهنا ولا ساحرا ولا عائفا ولا منجما من أهل مملكته إلا جمعه إليه
Maka Rabi'ah bin Nashr tidak memanggil seorang dukun pun, tidak penyihir, tidak tukang tebak, tidak ahli nujum dari penghuni kerajaannya kecuali dikumpulkannya semua agar mendatanginya.
فقال لهم: "إني رأيت رأيا هالتني و فزعت بها، فأخبرني بها و تأويلها
(Setelah mereka berkumpul semua)
Raja kemudian berkata kepada mereka: "Sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku suatu yang membuatku panik dan takut, maka kabarkanlah kepadaku apa mimpiku dan apa tafsirnya?"
قالوا: "اقصصها علينا نخبرك بتأويلها"
Mereka menjawab: "Ceritakanlah kepada kami mimpimu apa baru kami bisa memberitahumu apa tafsirnya".
قال: "إني إن أخبرتكم بها لم أطمئن إلى خبركم عن تأويلها، فإنه لا يعرف تأويلها إلا من عرفها قبل أن أخبره بها"
Dia berkata: "Sungguh, jika aku memberitahu kalian apa mimpiku lalu kalian menafsirkannya maka aku tidak akan puas, karena menurutku tidak ada yang mengetahui tafsirnya kecuali orang yang dapat mengetahui apa mimpiku sebelum aku ceritakan".
فقال له رجل منهم: "فإن كان الملك يريد هذا فليبعث إلى سطيح وشق، فإنه ليس أحد أعلم منهما فهما يخبرانه بما سأل عنه.
Berkata seseorang di antara mereka: "Kalau Tuan Raja menginginkan hal ini maka hendaklah mengutus Sathih dan Syiqq, karena tak seorang pun yang lebih mengetahui selain mereka berdua yang dapat memberitahu tentang apa yang Tuan Raja tanyakan.
فبعث إليهما فقدم إليه سطيح قبل شق، فقال له إني قد رأيت رأيا هالتني و فظعت بها فأخبرني بها فإنك إن أصبتها أصبت تأويلها".
Maka diutuslah seseorang untuk menjemput mereka berdua, kemudian Sathih datang lebih dulu sebelum Syiqq, Raja pun berkata padanya: "Sesungguhnya aku telah melihat dalam mimpiku sesuatu yang membuatku panik dan takut, maka beritahukanlah padaku apa mimpiku itu, jika engkau betul menebaknya maka betul pulalah engkau dalam menafsirkannya".
قال: "أفعل، رأيت حممة، خرجت من ظلمة، فوقعت بأرض تهمة، فأكلت منها كل ذات جمجمة".
Sathih menjawab: "Baiklah akan aku coba, engkau telah melihat bara api, yang ia keluar melesat dari kegelapan, lalu jatuh ke dataran rendah kemudian dimakan oleh makhluk yang memiliki tengkorak".
فقال له الملك: "ما أخطأت منها شيئا يا سطيح، فما عندك في تأويلها؟" فقال: "أحلف بما الحرتين من حنش، لتهبطن أرضكم الحبش، فليملكن ما بين أبين إلى جرش!"
Raja berkata padanya: "Engkau tidak salah sedikitpun wahai Sathih, lalu apa menurutmu tafsirnya?" Sathih menjawab: "Aku bersumpah dengan ular-ular yang ada di dua padang batu, bahwa sesungguhnya negeri kalian akan benar-benar dihancurkan oleh Habasyah, lalu sungguh mereka akan benar-benar menguasai dari Abyan sampai Jurasy!"
(Abyan dan Jurasy adalah nama daerah di Yaman, bersumpah dengan nama selain Allah adalah syirik namun kisah ini sebelum datangnya Islam)
فقال له الملك: "و أبيك يا سطيح إن هذا لنا لغائظ موجع فمتى هو كائن أو في زماني هذا أم بعده؟".
Raja berkata padanya: "Ayahmu sebagai tebusan wahai Sathih, sungguh ini benar-benar pahit dan menyakitkan, maka kapan itu terjadi, apakah di zamanku ini ataukah setelahnya?"
قال: "لا، بل بعده بحين، أكثر من ستين أو سبعين يمضين من السنين!".
Dia menjawab: "Tidak, bahkan setelahnya beberapa masa, lebih dari 60 atau 70 tahun berlalunya dari tahun-tahun"
قال: "أفيدوم ذلك من ملكهم أم ينقطع؟" قال: لا، بل ينقطع لبضع و سبعين من السنين، ثم يقتلون و يخرجون منها هاربين".
Raja bertanya: "Apakah kekuasannya itu terus-menerus ataukah terputus? Dia menjawab: "Tidak, bahkan ia terputus setelah 70 tahun, kemudian mereka diperangi dan diusir dari negerinya oleh pasukan yang memerangi mereka".
قال: "و يلي ذلك من قتلهم و إخراجهم؟". قال: يليه إرم بن ذي يزن، يخرج عليهم من عدن، فلا يترك أحدا منهم باليمن".
Raja bertanya: "Siapakah yang memerangi dan mengusir mereka? Dia menjawab: "Yang memerangi mereka adalah Iram bin Dzi Yazn, yang datang dari 'Adn, yang tidak menyisakan seorangpun (bangsa Habasyah) yang ada di Yaman".
قال: "أفيدوم ذلك من سلطانه أم ينقطع؟" قال: "بل ينقطع" قال: "ومن يقطعه؟" قال: "نبي زكي، يأتيه الوحي من العلي!" قال: "و ممن هذا النبي؟" قال: "رجل من ولد غالب بن فهر بن مالك بن النضر، يكون الملك في قومه إلى آخر الدهر!"
Raja bertanya:" Apakah kerajaannya (Iram bin Dzi Yazn ini) terus-menerus ataukah akan terputus" Dia menjawab: "Bahkan terputus". Raja bertanya: "Dan siapa yang memutusnya?" Dia menjawab: "Seorang Nabi yang suci, yang datang padanya wahyu dari Yang Maha Tinggi". Raja bertanya: "Dan dari mana Nabi ini?". Dia menjawab: "Seorang lelaki dari anak Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhar, yang menjadi penguasa dalam kaumnya sampai akhir masa!"
قال: "و هل للدهر من آخر؟" قال: "نعم، يوم تجمع فيه الأولون و الآخرون، يسعد فيه المحسنون و يشقى فيه المسيئون"
Raja bertanya: "Memangnya masa ada akhirnya?" Dijawab: "Ya, hari di mana dikumpulkannya orang-orang dari yang awal sampai yang akhir, maka berbahagialah orang-orang yang berbuat kebaikan dan menderitalah orang-orang yang berbuat kejahatan".
قال: "أحق ما تخبرني؟" قال: "نعم، والشفق والغشق، والفلق إذا اتسق، إن ما أنبأتك لحق
Raja bertanya: "Apakah benar apa yang kau kabarkan ini?" Dia menjawab: "Ya, demi cahaya fajar dan lembayung senja dan demi shubuh apabila telah merekah sesungguhnya apa yang aku beritakan kepadamu adalah benar".
ثم قدم عليه شق، فقال له كقوله لسطيح، و كتمه ما قال سطيح، لينظر أيتفقان أو يختلفان.
Kemudian datanglah Syiqq, maka Raja berkata padanya sebagaimana perkataannya kepada Sathih sambil menyembunyikan apa yang sathih katakan untuk melihat apakah mereka berdua perkatannya sama ataukah berbeda.
قال: "نعم، رأيت حممة، خرجت من ظلمة، فوقعت بين روضة و أكمة، أكلت منها كل ذات نسمة"
Syiqq berkata: "Baiklah, engkau melihat bara api, yang keluar melesat dari kegelapan, lalu turun antara padang rumput dan bukit, kemudian dimakan oleh makhluk yang memiliki ubun-ubun".
فلما قال له ذلك عرف أنها قد اتفقى، و أن قولهما واحد، إلا أن سطيحا قال" ((وقعت بأرض تهمة، فأكلت كل ذات جمجمة)) و قال شق: ((وقعت بين روضة و أكمة، فأكلت منها كل ذات نسمة)).
Ketika dia berkata seperti itu maka tahulah Raja bahwa perkataan kedua orang itu memang sama, di mana Sathih mengatakan: "Turun ke dataran rendah dan dimakan oleh semua yang memiliki tengkorak", sedang Syiqq mengatakan: "Turun di antara padang rumput dan bukit lalu dimakan oleh semua yang memiliki ubun-ubun".
فقال له الملك: "ما أخطأت يا شق منها شيئا، فما عندك بتأويلها؟"
Raja berkata: "Engkau tidak salah sedikitpun wahai Syiqq, lalu apa menurutmu tafsirnya?"
قال: "أحلف بما الحرتين من إنسان، لينزلن أرضكم السودان، فليغلبن على كل طفلة البنان، و ليملكن ما بين أبين إلى نجران!"
Dia menjawab: "Aku bersumpah demi manusia yang berada di dua padang batu, bahwa sungguh bangsa Sudan akan menyerbu negeri kalian, mereka akan mengalahkan setiap orang, dan akan dikuasai antara Abyan sampai Najran!" (Sudan dengan Habasyah sama)
فقال له الملك: "و أبيك يا شق إن هذا لنا لغائظ موجع فمتى هو كائن؟ أ في زماني هذا أم بعده؟"
Raja berkata: "Ayahmu menjadi tebusan wahai Syiqq, sungguh ini pahit dan menyakitkan, maka kapan itu terjadi, apakah pada zamanku ini atau setelahnya?"
قال: "لا، بل بعده بزمان ثم يستنقذكم منهم عظيم ذو شأن ويذيقهم أشد الهوان!"
Dia menjawab: "Tidak, bahkan setelahnya beberapa zaman , kemudian kalian akan diselamatkan oleh seorang yang memiliki keagungan dan kedudukan yang tinggi yang menimpakan kehinaan yang sangat kepada bangsa Sudan"
قال: "و من هذا العظيم الشأن؟" قال: "غلام ليس بدني ولا مدن، يخرج عليهم من بيت ذي يزن فلا يترك أحدا منهم باليمن".
Raja bertanya: "Dan siapakah orang yang memiliki keagungan dan kedudukan yang tinggi itu?" Dia menjawab: "Pemuda yang bukan orang sembarangan dan tidak pula kerja serampangan, dia muncul dari rumah Dzi Yazn, maka dia tidak menyisakan satu orang Sudan pun di Yaman."
قال: "أفيدوم سلطانه أم ينقطع؟" قال: "بل ينقطع برسول مرسل، يأتي بالحق و العدل، بين أهل الدين والفضل، يكون الملك في قومه إلى يوم الفصل".
Raja bertanya: "Apakah kerajaannya terus-menerus ataukah akan terputus?" Dia menjawab: "Bahkan terputus oleh seorang Rasul yang diutus, dia datang dengan membawa kebenaran dan keadilan, bersama orang-orang yang taat dan memiliki keutamaan, kekuasaan di tangan mereka sampai yaumul-fashl (hari keputusan)."
قال: "و ما يوم الفصل؟" قال: "يوم تجزى فيه الولاة، و يدعى فيه من السماء بدعوات، ويسمع منها الأحياء و الأموات، ويجمع فيه بين الناس للميقات، يكون فيه لمن اتقى الفوز و الخيرات!".
Raja bertanya: "Apa itu yaumul-fashl (hari keputusan)?" Dia menjawab: "Hari di mana akan diadilinya raja-raja, dan dikumandangkannya seruan-seruan dari langit, yang terdengar oleh orang yang masih hidup maupun yang sudah mati, dan dikumpulkannya manusia di suatu tempat, pada hari itu orang yang bertaqwa akan menang dan mendapat kebaikan-kebaikan!".
قال: "أحق ما تقول"؟ قال: "إي و رب السماء و الأرض و بينهما من رفع و خفض، إن ما أنبأتك لحق ما فيه أمض".
Raja bertanya: "Apa benar yang engkau katakan?" Dia menjawab: "Ya, demi Rabb pencipta langit dan bumi dan di antara keduanya dari atas dan bawah, sesungguhnya apa yang aku beritakan padamu adalah benar tanpa ada keraguan sedikitpun padanya"
فوقع في نفس ربيعة ما قالا. فجهز بيته و أهل بيته إلى العراق بما يصلحهم و كتب لهم إلى ملك من ملوك فارس يقال له سابور بن خرزاذ فأسكنهم حيرة
Maka menjadi mantaplah (keyakinan) pada diri Rabi'ah terhadap apa yang dikatakan oleh kedua orang itu, lalu dia pun memberitahu keluarganya agar bersiap-siap meninggalkan rumah dengan membawa perbekalan secukupnya untuk pindah ke Iraq, dia menulis surat kepada raja Persia yang bernama Sabur bin Khurzadz untuk menerimanya, maka dipersilahkanlah kepada mereka untuk tinggal di Hirah.
(Selesai kisahnya, kisah di atas cukup terkenal di kalangan bangsa Arab sejak dahulu kala yang membuktikan bahwa mereka mengetahui dari kabar para dukun akan datangnya seorang Nabi dari keturunan Fihr/ Quraisy. Inilah alasan mengapa Ibnu Hisyam rahmatullahi 'alaih menceritakan kisah ini yang sejatinya hanyalah ucapan para dukun, lantaran para dukun terdahulu melalui jin masih bisa mencuri berita di langit, namun setelah Rasulullah 'alaihish-shalatu was-salam diutus maka jin-jin yang hendak naik ke langit dilempari oleh malaikat dengan bintang-bintang).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar