Kamis, 26 Januari 2017

Siapakah Iram bin Dzi Yazn? (Pertemuan 89)

Ini merupakan kelanjutan dari pertemuan 75: "Terkenalnya Kisah Rabi'ah bin Nashr" dan 84: Kisah "Hancurnya Yaman oleh Bangsa Habasyah"
Setelah peristiwa Ashhabul-Ukhdud (orang-orang yang membakar Nashrani shalih di dalam parit di daerah Najran atas perintah Raja Yaman yang bernama Zur'ah Zun-Nuwwas bin Tubban As'ad), maka Kaisar Romawi menyuruh An-Najasyi (Raja Habasyah) untuk mengirim bala tentara yang dipimpin oleh Aryath yang bersamanya pula seorang ahli perang bernama Abrahah Al-Asyram.
Ketika Yaman dikalahkan maka Dzun-Nuwwas melarikan diri menuju bibir pantai namun dapat dikejar oleh tentara Habasyah, akhirnya Dzun-Nuwwas pun bunuh diri dengan cara memacu kudanya terus ke laut dan mati tenggelam di sana.
Sementara ada satu orang lagi yang bernama Saif bin Dzi Yazn melarikan diri menuju Kisra Persia untuk mendapatkan pertolongan, namun itu tidak otomatis karena pasukan Habasyah tidak bisa dianggap remeh, perlu waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan diri.
Usai pertempuran maka Aryath diangkat menjadi Raja Yaman dan berkuasa hingga sekian tahun, sampai terjadi pertarungan antara Aryath dan Abrahah, meskipun Aryath sempat menghunuskan tombak ke wajah Abrahah namun akhirnya Aryath mati ditombak oleh budak setia milik Abrahah, dikarenakan Abrahah menang, sesuai kesepakatan tentu semua terntara bergabung di bawah kepemimpinan Abrahah sebagai raja Yaman.
Selanjutnya Abrahah mendapat surat dari Kaisar Romawi, bahwa kaisar bersumpah tidak akan menginjak Yaman sampai memecahkan topi baja Abrahah yakni membunuh Abrahah, lantaran Abrahah telah membunuh Aryath.
Sumpah Kaisar tidak dapat dibatalkan, ini membuat Abrahah menjadi takut, akhirnya Abrahah datang ke istana Kaisar lalu bersujud lama hingga disuruh berdiri oleh Kaisar. Abrahah memohon ampun dengan membawa topi bajanya untuk dipecahkan oleh Kaisar sekaligus membawa tanah dari Yaman agar Kaisar injak. Seraya berkata bahwa saya telah membangun Kullais (gereja) besar buat Kaisar yang belum ada gereja sebesar itu pada zamannya maupun sebelum-sebelumnya, dan saya bersumpah bahwa saya tidak akan puas sampai orang Arab Mekkah hajinya berpaling kepada Kullais.
Bergemalah sumpah Abrahah ke mana-mana hingga terdengar oleh seorang lelaki dari Nasa'ah, lalu dia datang ke Kullais untuk buang hajat di sana, kemudian pergi. Abrahah tiba-tiba melihat ada kotoran di Kullais, dan murka, siapa yang melakukan ini? Menurut saksi mata bahwa ini dilakukan oleh seorang Arab karena geram saat Tuan Raja bersumpah untuk memalingkan hajinya orang Arab ke Kullais.
Oleh sebab itu Abrahah bersumpah untuk menghancurkan Ka'bah, namun akhirnya dia dan pasukannya binasa diserang burung Ababil dan sebagian besar pasukan mati seketika itu. Jadi bukanlah yang dimaksud bahwa pasukan terserang penyakit cacar atau kusta atau segala macam, karena penyakit itu berproses, sementara dalam riwayat bahwa mereka mati saat itu juga.
Ketika Abrahah mati maka anaknya Ibnu Abrahah Al-Asyram menggantikan kedudukannya sebagai raja di Yaman. Lalu datanglah pasukan dari Persia untuk menyerang Yaman, dan akhirnya Yaman berhasil ditaklukkan, sehingga tidak menyisakan bangsa Habasyah (Sudan) di Yaman.
Maka berkuasalah Saif bin Dzi Yazn, rupanya dialah Iram bin Dzi Yazn itu. Saif bin Dzi Yazn mendapat ucapan selamat dari berbagai pembesar kabilah-kabilah Arab, lantaran telah mengembalikan Yaman kepada bangsa Himyar. Di antara yang datang adalah Abdul-Muththalib beserta rombongan dan saat itu umur Rasulullah baru 7 tahun (menurut pendapat Ibnu Katsir). Saif bin Dzi Yazn menyambut Abdul-Muththalib dengan Ahlan wa sahlan, sebuah kalimat yang belum pernah diucapkan oleh siapapun sebelumnya, karena Saif lah yang pertama kali mengucapkan kalimat itu, sebagai penghormatan untuk Abdu-Muththalib, lantaran Abdul-Muththalib adalah orang yang dipercayakan kaum Arab untuk memelihara Ka'bah, beliau juga seorang pembesar Quraisy, di mana Quraisy adalah kaum yang sangat disegani.
Saif bin Dzi Yazn mengatakan, sudah saatnya seorang nabi diutus, informasi ini beliau dapati sebagaimana terkenalnya kisah Rabi'ah bin Nashr, bahwa Iran bin Dzi Yazn akan dikalahkan oleh oleh seorang Nabi yang suci, yang mendapat wahyu dari langit, yang karenanya semua orang Yaman masuk Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar