Senin, 30 Januari 2017

Indonesia bukan Suriah (Pertemuan 96)

WARGA SURIAH DAN NUSHAIRIYYAH

Berkata Asy-Syaikh Rabi' bin Hadi Al-Madkhali:
"Kami semua anti orang-orang Nushairiyyah, namun kami tidak mendorong rakyat Suriah untuk menceburkan diri mereka ke dalam kebinasaan"

Yakni:
1. Kami beserta segenap ahlus-sunnah pun anti terhadap syi'ah nushairiyyah,
2. Namun kami tidak mendorong rakyat Suriah yang kondisinya masih sangat lemah ini tetap memaksakan diri untuk melawan tentara Basyar Al-Assad yang jauh lebih kuat,
3. Yang akibatnya semakin banyaklah rakyat Suriah yang akan dibunuh bahkan disembelih.

Beliau berkata:
"Aku katakan kepada warga Suriah hendaknya terlebih dahulu mentarbiyyah (mendidik) diri mereka di atas Islam yang benar, baik secara aqidah maupun manhaj, baru kemudian mereka mempersiapkan kekuatan senjata"

Yakni:
1. Kembali kepada bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam meluruskan aqidah, niatkan bahwa jihad itu adalah untuk Allah Ta'ala semata, mengharap jannahnya, bukan karena golongan dan bukan karena ingin disebut sebagai pahlawan.
2. Menjauhi kesyirikan dengan tidak meminta bantuan jin, tidak memakai jimat, tidak memohon pertolongan kepada penghuni kuburan, tidak mencari sebab kemenangan dengan menggantungkan senjata di atas pohon sebelum digunakan, tidak bertawassul kepada wali ini dan wali itu, dan tidak melakukan segala kesyirikan baik kecil maupun besar.
3. Mempersiapkan senjata yang seimbang dengan lawan, senjata yang membuat lawan menjadi takut dan gemetar, bukannya malah membuat mereka menjadi meremehkan, apalagi kalau hanya sekedar batu dan pisau dapur.

Beliau berkata:
"Apabila terwujud dua kekuatan ini, maka silakan kalian menjatuhkan si Babi Nushairi (Basyar Al-Assad) ini".

Yakni:
1. Apabila kalian sudah kembali kepada bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, aqidah kalian pun sudah lurus serta persenjataan kalian juga telah membuat mereka takut dan gemetar maka silahkan melawan pasukan Basyar Al-Assad itu.
2. Basyar Al-Assad itu adalah babi yang najis aqidahnya, karena dia adalah kafir harbi yang sangat zhalim sehingga layak untuk dijatuhkan.
3. Apabila kedua kekuatan ini belum terwujud maka sabarlah kalian, atau hijrahlah ke negeri-negeri terdekat untuk menyelamatkan diri dari fitnah nushairi.

WARGA SURIAH DAN DAULAH ISLAMIYYAH

Itu antara warga Suriah dan pasukan Basyar Al-Assad, adapun kelompok lain yang bengisnya sama dengan Nushairiyyah adalah ISIS/ DAIS, keduanya bukan hanya bikin gerah dan menyakitkan hati bahkan lebih dari itu mereka merupakan predator kelas berat yang gemar sekali menyiksa dan menghabisi kaum muslimin.

WARGA INDONESIA

Bagi siapa saja yang sudah nampak di matanya tanda-tanda akan terjadinya perang, hendaklah semakin merapatkan diri ke barisan penguasa. Mengapa? Karena presiden kita bukanlah tipe Basyar Al-Assad, sehingga tidak layak kalau beliau dimusuhi hanya karena banyak hal yang belum beres di negeri ini.

FRONT PEMBELA ISLAM

Nama Front Pembela Islam bahasa Arabnya adalah Jabhah An-Nushrah Al-Islamiyyah, nama ini sama dengan Al-Qaida yang menamakan kelompok mereka Jabhah An-Nushrah Al-Islamiyyah. Entah apa hubungan di antara mereka wallahu a'lam.

Sebelum FPI, dulu ada Laskar Jihad yang dipimpin oleh Ja'far bin 'Umar Thalib. Namun Laskar Jihad ini akhirnya dibubarkan karena satu dan dua hal, namun dengan mudahnya Laskar Jihad ini langsung bubar begitu saja tanpa ada aksi-aksi yang meresahkan. Pada saat kehadiran suatu ormas sudah meresahkan masyarakat maka hendaklah pemimpinnya mengistirahatkan kelompoknya sampai kondisi benar-benar kondusif.

Ini karena:
1. Menjaga agar jangan sampai terjadi pertumpahan darah, sebab satu orang muslim yang terbunuh sungguh perkaranya sangat besar di hadapan Allah Ta'ala.
2. Niat mencegah kemunkaran adalah karena Allah Ta'ala, bukan karena popularitas, syahwat kepemimpinan dan merasa sudah hebat.
3. Hendaknya tiap ormas segera merapat kepada penguasa agar saling nasehat-menasehati, bukan untuk kedudukan yang bersifat duniawi.

Insya Allah kalau seorang pemimpin ikhlash karena Allah Ta'ala, mau untuk berlapang dada dan menghargai darah kaum muslimin, maka tentu dia tidak akan keberatan untuk mengistirahatkan kelompoknya untuk sementara. Tapi kalau sudah tidak mau dinasehati, tetap bersikeras untuk mengangkat keahlian beladiri, maka perlu dikatakan: Anda suka memberikan nasehat, tapi mengapa Anda marah kalau dinasehati?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar